News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pakar Kecantikan dan Anti Aging Sebut Bahaya Filler Payudara, Bisa Picu Kematian

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan filler payudara jadi bahan pembicaraan hangat di sosial media.

Hal itu terjadi buntut dari salah satu selebgram yang mengaku mengalami malpraktek dari melakukan treatment filler payudara oleh oknum dokter.

Pakar kecantikan dan anti aging dari Cyn Clinic, dr Cynthia Jayanto M Biomed (AAM) menilai treatment filler payudara sangat berbahaya secara medis.

Oleh karenanya, sebaiknya para kaum hawa tidak pernah melakukan treatment tersebut meski dengan tawaran harga terjangkau sekalipun.

“ Filler payudara sendiri, faktanya sudah dilarang di negara Eropa dan Amerika yang dikenal pengobatan medisnya sudah sangat maju.

Alasannya, efek samping yang timbul jika tidak dilakukan berakibat fatal.

Baca juga: Pentingnya Pengobatan Optimal Pasien Kanker Payudara Stadium Dini 

Bisa menimbulkan pembengkakan dikarenakan infeksi hingga terjadi penyumbatan pembuluh darah ke jantung dan otak yang mengakibatkan kematian,” kata dr. Cynthia seperti dilihat di postingan Instagram @cynthia_dr, baru-baru ini.

Pemilik Cyn Clinic mengaku pernah diminta untuk menambah treatment filler payudara di kliniknya oleh salah satu konsumennya pada juni 2020.

Namun enggan untuk sangat berbahaya secara medis.

”Ditambah lagi efek sampingnya dari treatment filler payudara itu mengganggu pemeriksaan USG payudara jika seorang wanita ingin melakukan medical check up atau screening tumor di dalam tubuhnya.

Baca juga: Fakta-fakta Dugaan Malpraktik Filler Payudara Monica Indah, Polisi Cari Pelaku

Hal itu bisa terjadi karena adanya jaringan asing yang masuk ke dalam tubuhnya, dan bahan baku filler payudara ini di Indonesia non-available dan non-registrasi.

Bahkan FDA (BPOM Amerika.red) juga belum menyetujui tentang filler payudara ini,” terangnya.

Atau dengan kata lain, pungkas dr Cynthia, harganya yang terjangkau tidak sebanding dengan risiko masalah kesehatan yang mengancam di kemudian hari.

“Dengan kasus ini, saya berharap tidak ada korban lagi.

Masyarakat Indonesia menjadi bijak dalam mengambil treatment untuk dirinya.

Dan tidak tergiur untuk filler payudara, apalagi dengan embel-embel harga terjangkau sekalipun,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini