Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - kEBAYA identik dengan Indonesia. Ya, busana khas tanah air ini seolah menunjukkan ciri ke Indonesiaan.
Organisasi Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) bersama seluruh komunitas pecinta kebaya bakal mendaftarkan kebaya sebagai warisan dunia tak benda kepada UNESCO.
Pengajuan akan dilakukan pada 31 September 2021 dan diperkirakan selesai 1,5 tahun kemudian.
Baca juga: Baju Pernikahan Atta dan Aurel Sudah 85 Persen, Vera Kebaya: Usung Adat Jawa dan Minang
Baca juga: Ashanty Jelaskan Soal Kebaya Krisdayanti yang Tak Seragam di Lamaran Aurel-Atta, Singgung Soal Istri
Ketua PBI, Rahmi Hidayati mengatakan, sebelum diajukan ke UNESCO, kebaya akan dicatatkan terlebih dahulu dalam catatan warisan budaya nasional. Setelah itu, baru didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan dunia.
“Sejak pendaftaran sampai diumumkan itu makan waktu sekira 1,5 tahun lamanya," ujar Rahmi melalui keterangan tertulis, Jumat (2/4/2021).
Ada dua jenis kebaya yang siap diajukan sebagai warisan dunia tak benda, yakni kebaya Kartini dan kutubaru.
Baca juga: Kompak Pakai Kebaya Merah Menyala Saat Suami Dilantik, Ini Beda Gaya Selvi Ananda dan Kahiyang
Kebaya jenis lain, yakni kebaya encim, telah lebih dulu didaftarkan Pemerintah DKI Jakarta dalam situs warisan budaya nasional.
Perkembangan kebaya saat ini sudah demikian pesat. Banyak kreativitas yang lahir dari budaya berkebaya, termasuk jenis dan modelnya yang beraneka ragam.
“Jadi bicara kebaya masa kini, bukan lagi sekedar pakaian adat tradisional milik etnis tertentu, tapi lebih dari itu, bicara juga masalah pemberdayaan ekonomi dan industri kreatif,” kata Rahmi.
Seperti diketahui, Indonesia sudah menyumbangkan banyak warisan dunia melalui UNESCO. Mulai warisan alam, cagar budaya dan karya budaya tak benda.
Karya budaya tak benda yang telah terdaftar diantaranya adalah keris, batik, angklung, wayang, tari saman, noken, silat dan pantun.