Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenalkan puasa pada anak di bulan Ramadan penting dilakukan.
Tentu, anak belajar puasa sifatnya tidak memaksa. Harus sesuai pada kemampuan sang anak.
Namun selain itu ada hal lain yang perlu diperhatikan orangtua saat mengajarkan puasa pada anak.
Tidak hanya gizi atau nutrisi yang tercukupi, tapi juga kondisi anak saat menjalankan puasa.
Menurut dr Felliyani, Sp. A, ada beberapa kondisi dimana anak perlu membatalkan puasa. Apa lagi ketika anak mengalami hipoglucemia.
Baca juga: Apa Itu Puasa Ramadhan? Ini Hukum Puasa, Doa Sahur dan Berbuka, Serta Hal Yang Membatalkan Puasa
Hipoglucemia adalah kondisi dimana jumlah glukosa dalam darah dan cairan tubuh mengalami penurunan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Oleh karena itu, orangtua tidak perlu memaksakan anak untuk terus melanjutkan puasa setelah mengalami hipoglucemia.
Dikhawatirkan dapat mengalami dehidrasi. Tanda-tanda terjadinya penurunan cairan tubuh adalah kepala anak mengalami pusing.
Selain tubuh anak terlihat gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Perlu diperhatikan pula jika anak tidak buang air kecil selama 6 jam terakhir.
Bisa pula diperhatikan saat anak yang baru saja bermain tiba-tiba langsung tertidur.
"Pada tanda-tanda itu, anak sudah boleh diminta untuk berbuka puasa. Orangtua harus waspada pada gejala di atas. Terutama pada anak yang baru saja belajar berpuasa," katanya pada live streaming, Kamis (8/4/2021).