Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada pada rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
“Karena produk tembakau alternatif sudah terbukti hanya menghasilkan uap, bukan asap, dan memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok, maka sejumlah negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Selandia Baru telah menerima keberadaan produk tersebut dan mendukung penggunaannya untuk mengatasi masalah rokok di negaranya.
Tapi, yang perlu diingat baik-baik, bukan berarti produk tersebut bebas risiko sepenuhnya ya,” tegas Amaliya.
Lantaran masih rendahnya informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif, Amaliya mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ilmiah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Sampai saat ini masih banyak pihak yang menganggap produk tembakau alternatif menghasilkan asap, padahal setelah diteliti faktanya tidak demikian.
Ini merupakan kekeliruan yang harus diluruskan melalui riset demi memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok,” tutupnya.