TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman patung Nyoman Nuarta mengaku siap memperkenalkan hasil karyanya ke pasar Asia dan gagasan keliling Tiongkok ini adalah ide brilian dari Linda Gallery.
"Saya melihat prospek pasar Asia luar biasa karena karya seniman Indonesia lebih mudah diterima di Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, dan negara Asia lainnya.
Ini karena memiliki karakter budaya yang hampir sama,” ujar Nyoman saat jumpa pers bertajuk ”Linda Gallery x Nyoman Nuarta: Road to Beijing” di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/4/2021).
Seniman kelahiran Tabanan, Bali, 70 tahun silam itu mengaku optimistis karya patungnya bisa diterima kolektor seni Tiongkok.
Saat pameran ”Road to Beijing” nanti, pematung Garuda Wisnu Kencana (GWK) itu bakal memamerkan Sembilan karya yang dikerjakannya dalam periode 2010-2021.
Baca juga: Buruh Migran asal Indramayu Sakit di Tiongkok, Keluarga Kekurangan Biaya Rp 57 Juta
Dari ”Sleepy Leopard II” (2010) sampai ”Luh III” (2021). Bahkan, ditengah-tengah terkaman pandemi, Nyoman Nuarta masih produktif melahirkan karya patung lain, seperti ”Rush Hour V” (2021) yang menggambarkan pahatan logam berbentuk sekelompok orang sedang bergegas menggenjot sepeda sembari bersenda-gurau.
Malahan, pada karya-karya terbarunya, justru kita bisa menemukan ”amukan” eksplorasi artistik yang semakin memperlihatkan identitas sang seniman. Tak heran, dalam karya terbaru, dirinya seperti sedang menyuarakan situasi kebatinan dalam dirinya.
"Dalam karya seni itu tidak ada kata ketinggalan zaman kalau karya itu bagus,” ucap seniman patung Jalesveva Jayamahe yang terkenal itu bijak.
Dia juga mengaku gelisah seperti semua orang lainnya di masa pandemi yang seperti tidak ada akhirnya ini.
"Pertanyaannya akan sama, kapan ini akan berakhir.
Baca juga: Platform Online Jual Beli Barang Seni Jadi Solusi Kolektor dan Seniman
Tetapi kalau kita terus bertanya, tentu tidak akan mendapatkan jawaban. Karena saya seorang seniman, maka jawaban saya ada pada karya-karya ini. Setidaknya lewat keindahan kita bisa menghadirkan kebahagiaan,” paparnya.
CEO Linda, Gallery Ali Kusno Fusin yang hadir juga tidak henti memuji seniman yang baru saja memenangkan sayembara desain Istana Kepresidenan untuk Ibu Kota Baru Kalimantan Timur itu sebagai artis hebat.
"Kita harus bangga, Indonesia punya Pak Nyoman Nuarta. Karya seninya sudah dikenal dunia. Garuda Wisnu Kencana itu karya patung terbesar di dunia, dua kali besarnya dari Patung Liberty di Amerika,” pujinya.
Mulai dari Beijing, nanti karya seni Nyoman Nuarta juga akan dipamerkan di museum Shanghai dan Guangzhou.
Ia menyebut, market Tiongkok sangat besar, ekonominya juga bertumbuh pesar, ini adalah kesempatan bagi seniman Indonesia untuk lebih dikenal kolektor seni Tiongkok.