News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puasa Syawal: Bacaan Niat, Tata Cara Pelaksanaan, dan Keutamaannya

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Puasa. Dalam artikel terdapat bacaan niat puasa Syawal dan tata cara pelaksanaannya, beserta keutamaannya.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan niat Puasa Syawal, tata cara pelaksanaan, dan keutamaannya.

Puasa Syawal dilakukan selama enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H.

Puasa Syawal merupakan puasa Sunah yang sangat dianjurkan (Sunah Muakkadah), sebagaimana dilansir sumbarprov.go.id.

Hal tersebut berdasarkan sabda Rasululullah, dari Abu Ayyub Al Anshoriy radhiyallahu ‘anhu, ' bahwa Rasulallah bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh" ( HR Muslim. No 1164).

Dalam riwayat tersebut dijelaskan, setelah menyelesaikan puasa Ramadhan dan dilanjutkan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, maka bagi yang melakukan akan seperti berpuasa selama setahun.

Baca juga: Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasannya

Pejabat Penyuluh Agama Islam Kemenag Surakarta, Mufti Addin juga menjelaskan tentang Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari.

"Tata cara melaksanakan puasa Syawal, sama seperti puasa Ramadhan dan puasa sunah lain," katanya saat dihubungi Tribunnews.com.

"Diniatkan pada waktu sahur untuk melaksanakan puasa Syawal, dan dilaksanakan selama 6 hari pada bulan Syawal," terangnya.

Saat melaksanakan Puasa Syawal, umat Islam dianjurkan untuk melakukan sejumlah amal saleh seperti puasa lainnya.

"Kita penuhi keutamaannya yaitu sahur, di siang hari kita penuhi dengan amal saleh."

"Pada saat berbuka, kita segerakan berbuka, sama seperti puasa-puasa lainnya," lanjut Mufti.

Ilustrasi puasa. Dalam artikel terdapat bacaan niat puasa Syawal dan tata cara pelaksanaannya, beserta keutamaannya.(via tribun Timur)

Berikut bacaan Niat Puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Tidak seperti Puasa Ramadhan, niat puasa Syawal bisa dilakukan saat siang hari selama belum makan atau minum.

Baca juga: Keutamaan Menjalankan Puasa Syawal, Ini Bacaan Niat dalam Tulisan Arab dan Latin

Berikut niat Puasa Syawal yang dilakukan siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

Berikut ini tata cara dan ketentuan puasa Syawal, dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Sukabumi, ummi.ac.id:

1. Puasa Syawal dilakukan selama enam hari

Bagi yang berpuasa Ramadhan dengan sempurna, lalu mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan pahala puasa setahun penuh.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis, puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari.

Lafaz hadis ini adalah:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim no. 1164).

Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, "Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal." (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Diutamakan dikerjakan berurutan

Puasa Syawal diutamakan agar dikerjakan secara berurutan.

Tetapi jika tak bisa dikerjakan berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah.

Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”

3. Usahakan untuk mengganti utang puasa Ramadhan dahulu atau puasa Qodho

Jika Anda memiliki utang puasa Ramadhan, disarankan untuk menggantinya terlebih dulu (qodho' puasa).

Hal ini berdasarkan penjelasan Ibnu Hambali dalam kitab Lathoiful Ma’arif.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata,

“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur.

Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik.

Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal.

Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal.

Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

4. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri.

Puasa Syawal diutamakan setelah Hari Raya Idul Fitri, tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

“Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah berita_idul Fithri (1 Syawal) secara langsung.

Ini menunjukkan bersegeralah dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Daryono/Nuryanti)

Simak berita lain terkait Puasa Syawal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini