Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa pandemi bukan situasi yang mudah bagi sebagian orang.
Sebab, segala aktivitas serba terbatas. Bahkan mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan. Tak menutup kemungkinan hal tersebut memicu stres. Bahkan depresi.
Karenanya, menurut Ketua Umum Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI), Dr. Dr. Adi W Gunawan, ST., MPd., CCH, rileks itu penting dilakukan agar lebih sehat.
Rileksi dapat mengurangi stres akibat tekanan yang diberikan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Apa Itu Burnout? Berikut Perbedaannya dengan Stres, Tanda-tandanya, dan Cara Mengatasi
"Kalau taraf ringan itu bagus untuk bertumbuh. Karena memacu untuk beradaptasi dan memecahkan masalah. Hanya, kalau stres berat akab berakibat pada sistim tubuh,"ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip Tribunnews, Rabu (16/6/2021).
Saat stres, tubuh memproduksi kortisol dan adrenalin. Hormon tersebut dilepaskan sehingga organ hati menghasilkan lebih banyak gula dalam darah (glukosa) untuk memberi energi pada tubuh.
Tidak mengapa jika hormon tersebut tidak diproduksi secara berlebihan.
Namun jika berlebihan, jantung dapat berdetak lebih cepat sehingga membuat pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung melebar.
Jangka panjangnya dapat menyebabkan hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
Karenanya, menurut Adi, rileks amat dibutuhkan. Sebab dapat menjaga kesehatan fisik dengan menurunkan laju napas, jantung, dan tekanan darah.
Selain itu juga dapat memperbaiki fungsi pencernaan, menurunkan kadar hormon stres dalam darah, serta mengurangi ketegangan dan nyeri otot.
Agar proses rileksasi berhasil menurut adalah menargetkan fisik untuk pertama kali. Menurut pemaparannya, ketika fisik telah rileks, maka pikiran pun turut menyertainya.
"Pikiran dan fisik saling terhubung. Pertama yang ditargetkan menenangkan fisik. Karena lebih murah menenangkan fisik karena lebih real dan bisa disentuh. Kalau fisik rileks, pikiran ikut rileks," katanya lagi.