Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Fenomena berjemur hampir ditemui di setiap pemukiman warga, menyusul kasus baru Covid-19 yang kembali meningkat.
Berjemur untuk mendapatkan cahaya matahari penting untuk pembentukan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh.
Di negara yang kurang sinar matahari diperlukan suplemen vitamin D yang cukup. Beruntunglah kita sebagai warna negara Indonesia yang berkecukupan menerima sinar matahari.
Selain itu, cahaya matahari ternyata baik untuk meningkatkan imunitas untuk mencegah paparan virus Corona di tengah pandemi.
Baca juga: 7 Makanan yang Kaya Vitamin dan Gizi, Baik Bagi Kesehatan Tubuh Selama Pandemi Covid-19
Namun, baru-baru ini terjadi beberapa perdebatan terkait jam berapa baiknya berjemur.
Ada yang mengatakan jika waktu yang tepat untuk berjemur berada pada jam di bawah jam 10.
Tapi tidak sedikit yang berpendapat jika baik menerima cahaya matahari sepanjang hari. Dengan tujuan, virus dapat dimusnahkan.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis anak, dr Diatrie Anindyajayathi, M.Sc.,Sp.A menyebutkan perlu memerhatikan jam yang tepat saat berjemur.
Ia mengungkapkan jika terlalu lama terpapar sinar matahari dapat menimbulkan beberapa risiko yang tidak baik. Berjemur di atas jam 10 pagi dapat berisiko alami gangguan pada kulit.
"Bisa membuat kerusakan pada sel kulit," ungkapnya pada siaran radio Elshinta, dikutip oleh Tribunnews, Senin (5/7/2021).
Tanpa ada perlindungan kulit seperti sunblock bisa memunculkan terjadinya flek pada kulit.
Selain itu, paparan sinar ultraviolet yang terus menerus dan berlebihan tanpa proteksi dapat meningkatkan risiko kanker kulit suatu hari.