Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa pandemi virus corona (Covid-19), banyak ibu yang merasa khawatir terhadap tumbuh kembang anak selama melakukan kegiatan di dalam rumah.
Para ibu juga banyak yang merasakan stres, mood terganggu karena harus menghabiskan seluruh aktivitasnya hanya di rumah.
Terlebih bagi para ibu yang biasa bekerja di kantor, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri.
Selama bekerja dari rumah atau work from home (WFH) ini, sebagian ibu ada yang merasa stress dan tidak jarang ada yang secara tidak sengaja melampiaskan rasa kesalnya kepada sang anak.
Baca juga: Sosok Henny Manopo, Ibu Amanda Manopo yang Terpapar Covid-19, Seorang Pengusaha
Baca juga: Dokter Reisa: Efektivitas Vaksin Bagi Anak Baru Terlihat Jika 26,7 Juta Anak Remaja Sudah Vaksinasi
Lalu bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara ibu dan anak selama WFH, agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya ?
Psikolog dari Tentang Anak Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, mengatakan bahwa menerapkan sikap tegas dan konsisten pada anak, bukan berarti harus 'galak' dan berteriak.
Menurutnya, tegas dan galak merupakan dua hal yang berbeda, para orang tua khususnya ibu sebaiknya mencermati apa yang menjadi tujuan dirinya berkomunikasi dengan anak.
"Tegas dan galak itu adalah dua hal yang berbeda, yang paling penting adalah apa tujuan dari kita berkomunikasi," ujar Grace, dalam talk show Indihome 'Special Hari Anak Nasional: Work From Home ala Working Mom', Jumat (23/7/2021) sore.
Ia kemudian menjelaskan bahwa jika ibu mau menerapkan sikap tegas pada anak, disarankan untuk mempraktikkannya secara konsisten.
Namun ibu harus menghindari komunikasi melalui cara berteriak atau meninggikan suara.
"Kalau tegas ya menurutku, lebih baik kita konsisten menerapkan rutinnya seperti itu. Dan itu bukan berarti kita harus melakukannya dengan cara teriak-teriak," papar Grace.
Hal itu karena berteriak hanya akan membuat pesan ibu tidak sampai kepada anak lantaran ia tidak memahami maksud ibunya.
Selain itu, sang anak juga bisa saja menirukan apa yang ibunya lakukan saat itu yakni berteriak.
Sehingga komunikasi ini tidak akan membuat anak mengerti dan nyaman.
"Karena kalau kita teriak- teriak, anaknya malah nggak ngerti atau malah anaknya ikut teriak juga, Tegas bukan berarti kita harus teriak-teriak," tegas Grace.
Grace kembali menekankan bahwa tegas dan galak merupakan dua hal yang berbeda.
Jika ibu ingin menyampaikan hal yang dapat dipahami anak, ia menyarankan agar sang ibu berkomunikasi secara baik-baik namun tegas dan konsisten.
"Kita lihat lagi tujuan kita apa, kalo tujuan kita biar anak bisa mandiri, atau biar anak bisa bertanggung jawab, ya sebenarnya sih kita harus tegas dengan cara memberitahukan mereka, konsisten dan tidak berubah-ubah," pungkas Grace.