TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan Surat Al A'la ayat 1-19, dilengkapi dengan tulisan Arab, latin, dan terjemahannya.
Surat Al A'la adalah surat ke 87 dalam Al Qur'an.
Surat yang terdiri dari 19 ayat ini, tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di Makkah.
Dinamakan Al A’laa yang berarti Yang paling tinggi, diambil dari perkataan Al A’laa yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Baca juga: Surat Al Ghasyiyah Ayat 1-26 dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya
Baca juga: Surat Al Adiyat Ayat 1-11, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
Surat Al A'la biasanya menjadi pilihan untuk dibacakan pada saat rakaat pertama shalat Idul Fitri atau Idul Adha.
Diriwayatkan dalam kitab Al Jumu'ah, dan diriwayatkan juga oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu'man bin Basyir bahwa Rasulullah pada salat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan salat Jumat membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Surat Al A'la Ayat 1-19
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
Sabbihisma rabbikal a'laa.
1. Artinya: "Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha tinggi."
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
Alladzii khalaqa fa sawwaa.
2. Artinya: "Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaanNya)."
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
Walladzii qaddara fa hadaa.
3. Artinya: "Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk."
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
Walladzii akhrajal mar 'aa.
4. Artinya: "Dan yang menumbuhkan rerumputan."
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
Fa ja 'alahuu gusaa 'an ahwaa.
5. Artinya: "Lalu dijadikan Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman."
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
Sanuqri 'uka fa laa tansaa.
6. Artinya: "Kami akan membacakan (Alquran) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa."
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
Illaa maa syaa 'allaah, innahuu ya' lamul jahra wa maa yakhfaa.
7. Artinya: "Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi."
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
Wa nuyassiruka lil yusraa.
8. Artinya: "Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat)."
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
Fa zakkir in nafa 'atiz zikraa.
9. Artinya: "Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat."
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
Sayazzakkaru may yakhsyaa.
10. Artinya: "Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran."
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
Wa yatajannabuhal asyqaa.
11. Artinya: "Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya."
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
Alladzii yashlannaaral kubraa.
12. Artinya: "Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar (neraka)."
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
Summa laa yamuutu fīhaa wa laa yahyaa.
13. Artinya: "Selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup."
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
Qad aflaḥa man tazakkaa.
14. Artinya: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)."
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
Wa dzakarasma rabbihii fa shallaa.
15. Artinya: "Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat."
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
Bal tu' siruunal hayaatad dun yaa.
16. Artinya: "Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia."
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
Inna haazaa lafis shuhufil uulaa.
17. Artinya: "Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal."
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
Suhufi ibraahiima wa musaa.
18. Artinya: "Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu."
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
Suhufi ibraahiima wamuusaa.
19. Artinya: "Yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
Baca juga: Surat Al-Qariah dalam Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Terjemahan dan Tafsirannya
Baca juga: Surat Ar Rahman Ayat 1-78 dalam Tulisan Arab dan Latin Lengkap Beserta Terjemahannya
Tafsir Surat Al A'la
Berikut tafsir surat Al A'la Ayat 1-19, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
Ayat 1
Wahai Nabi, sucikanlah nama Tuhanmu yang Mahatinggi dari hal-hal yang tidak layak bagi kemuliaan-Nya.
Ayat 2
Dialah Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu dari tiada, lalu menyempurnakan penciptaan-Nya. Ciptaannya sepadan, teratur, padu, rapi, dan sempurna dari semua sisi.
Ayat 3
Dialah pula yang menentukan kadar masing-masing ciptaan-Nya dengan kadar dan ukuran yang sempurna, dan memberi petunjuk kepada makhluk hidup apa yang menjadi kebutuhan dan kemaslahatan hidupnya melalui naluri yang Allah ciptakan pada diri mereka.
Ayat 4
Dan Dialah pula yang menumbuhkan rerumputan dan tetumbuhan yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan hewan melalui proses rumit yang hanya diketahui rinciannya oleh Allah.
Ayat 5
Rerumputan itu tumbuh, lalu setelah sekian lama dijadikan-Nya rerumputan itu kering dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman. Begitulah siklus kehidupan di dunia: lahir, tumbuh, berkembang, matang, kemudian mati. Semua tunduk pada aturan Allah dan tidak ada yang mampu menghindari kehendak-Nya.
Ayat 6
Wahai Nabi, sebagaimana Kami kuasa menciptakan makhluk dan menyempurnakan bentuknya, Kami kuasa pula menjadikan Al-Qur’an melekat di hatimu. Kami akan membacakan Al-Qur’an kepadamu, Aku tancapkan bacaan itu langsung ke relung hatimu, sehingga engkau tidak akan lupa. Inilah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap kemurnian Al-Qur’an saat turun ke bumi.
Ayat 7
Allah akan terus menjaga hafalan Al-Qur’an Nabi, kecuali jika Allah menghendaki untuk menghapus hafalan itu dari hatinya. Hal ini membuktikan Al-Qur’an bukan ucapan Nabi, melainkan kalam Allah.
Hal ini juga membuktikan bahwa hafalan Al-Qur’an Nabi merupakan anugerah-Nya semata. Sungguh Dia yang berbuat demikian adalah Tuhan yang mengetahui yang terang dan yang tersembunyi, di antaranya hafalan dalam hati Nabi.
Ayat 8
Dan Kami akan menuntunmu dan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan. Kami mudahkan langkahmu menuju kemudahan, seperti menjalankan syariat Islam, mengemban risalah, serta mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ayat 9
Oleh sebab itu, berikanlah kaummu peringatan dengan Al-Qur’an yang kami wahyukan dan mudahkan kepadamu, karena peringatan itu bermanfaat. Tugas Nabi semata memberi peringatan, sedangkan hasilnya tergantung pada kemauan masing-masing individu yang mendengar peringatan itu untuk mengikuti atau menolak.
Ayat 10
Orang yang takut kepada Allah dan hari akhir akan mendapat pelajaran dari peringatan itu,
Ayat 11
dan orang-orang yang celaka dengan bersikeras memilih jalan kekafiran dan menutup hatinya dari peringatan Nabi akan mencibir, menertawakan, menyepelekan, dan menjauhinya.
Ayat 12
Orang yang celaka dan kafir itulah orang yang akan memasuki api yang besar, yakni neraka di akhirat, sebagai balasan atas kesombongan dan penentangannya.
Ayat 13
Selanjutnya, dia yang celaka dan kafir itu di neraka sana tidak akan mati, tidak memperoleh kesempatan sejenak pun untuk lepas dari siksa, dan tidak pula hidup dengan nyaman. Telah menjadi ketentuan Allah bahwa semua penghuni surga dan neraka tidak akan mati selamanya.
Ayat 14
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri dengan beriman kepada Allah secara hakiki, membersihkan diri dari dosa,
Ayat 15
dan mengingat nama Tuhannya setiap waktu, baik lapang maupun sempit, lalu dia menunaikan salat dengan khusyuk dan sempurna sebagai tanda penghambaanya kepada Allah.
Ayat 16
Kamu lalai dari kehidupan akhirat, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Kebahagiaan ukhrawi lebih murni dan tak berbatas, sedangkan kebahagiaan duniawi bersifat melenakan dan akan segera sirna.
Ayat 17
Sedangkan kamu, wahai kebanyakan manusia, lebih memilih kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat. Kalian melalaikan hal-hal yang menjamin kebahagiaanmu di akhirat dan terlena dengan gemerlap dunia.
Ayat 18
Dasar-dasar ajaran agama samawi adalah sama, yaitu mereka yang beriman, beramal saleh, ingat kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, dan memilih kehidupan akhirat akan berbahagia. Sebaliknya, mereka yang memilih jalan kekafiran dan hidup berlumur dosa akan celaka. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yang diturunkan sebelum Al-Qur’an,
Ayat 19
yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa. Kedua nabi ini sangat disegani oleh para pengikut agama samawi. Nabi Ibrahim menerima sepuluh suhuf, sedangkan Nabi Musa menerima Taurat.
(Tribunnews.com/Latifah)