Reynas Abdila/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minimnya kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif dinilai menyebabkan masyarakat memiliki pemahaman yang keliru.
Mantan Direktur Kerja Sama dan Koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia, Tikki Pangestu menuturkan penelitian di dalam negeri harus digalakkan
Menurutnya, produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, secara kajian ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
“Untuk menjelaskan faktor teknis bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok memang tidak mudah. Diperlukan kesadaran ilmiah yang masih terbatas secara umum,” kata Tikki seperti dikutip, Rabu (29/9/2021).
Menurutnya, publik belum mengetahui informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif lantaran masih minimnya kajian ilmiah yang dilakukan di dalam negeri.
Oleh karena itu, Tikki mendorong agar para pemangku kepentingan untuk segera memasifkan penelitian terhadap produk tembakau alternatif.
Hasil dari riset lokal tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai acuan oleh pemerintah untuk menyusun regulasi yang disesuaikan dengan profil risiko dari produk ini.
Selain itu, riset-riset tersebut juga harus disosialisasikan baik ke regulator maupun masyarakat.
“Kita masih belum memiliki riset yang lebih mendalam dan sistematis dengan rekayasa penelitian yang betul-betul canggih. Hal itu masih kurang di Indonesia. Kita perlu banyak penelitian mengenai data penggunaan produk tembakau alternatif di Indonesia,” tegas Tikki.
Selain mendorong riset lokal, dia juga menekankan pentingnya peran apoteker untuk memberikan pemahaman kepada publik, terutama perokok dewasa, bahwa produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin berhenti merokok.
“Peran apoteker sangat penting sekali untuk menjelaskan keamanan dan efektivitas dari produk tembakau alternatif. Apoteker difungsikan untuk itu,” ujar Tikki.
Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Ardini Raksanagara sependapat dengan Tikki.
Dia mengatakan apoteker memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perokok dewasa untuk berhenti merokok.
“Apoteker tentu saja sangat paham farmakokinetik untuk dijelaskan kepada perokok agar dapat berhenti merokok secara bertahap,” ungkapnya.