TRIBUNNEWS.COM - Surat Al Kafirun adalah surat ke-109 di dalam kitab suci Al-Qur'an.
Surat ini terdiri dari 6 ayat dan memiliki arti orang-orang kafir.
Dilansir Quran Kemenag, ayat-ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan pada orang-orang kafir untuk berhenti memaksakan agama mereka pada Nabi.
Tuhan yang disembah oleh orang kafir berbeda dengan Allah yang disembah Nabi Muhammad.
Sampai kapan pun, Nabi Muhammad tidak akan menyembah selain Allah, seperti berhala-berhala orang kafir.
Sesungguhnya, orang-orang kafir menyembah tuhan dengan penuh kemusyrikan dan cara-cara yang mereka buat-buat berdasarkan hawa nafsu.
Untuk penjelasan selengkapnya, simak bacaan surat Al Kafirun dengan tulisan arab dan latin, arti dalam bahasa Indonesia, serta tafsir singkat berikut ini.
Baca juga: Surat Al Falaq Ayat 1-5: Bacaan Arab, Latin, Terjemahannya hingga Tafsir Singkat
Berikut ini bacaan surat Al Kafirun ayat 1-6, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١
1. qul ya ayyuhal-kafirun
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢
2. la a’budu ma ta’budun
Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ - ٣
3. wa la antum ‘abiduna ma a’bud
Artinya: dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ - ٤
4. wa la ana ‘abidum ma ‘abattum
Artinya: dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ - ٥
5. wa la antum ‘abiduna ma a’bud
Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦
6. lakum dinukum wa liya din
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Baca juga: Bacaan Surat An Nas Ayat 1-6: Tulisan Arab, Latin, Terjemahan Bahasa Indonesia, dan Tafsir Singkat
Tafsir singkat surat Al Kafirun ayat 1-6, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
1. Ayat 1:
Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir, "Tuhan" yang mereka sembah bukanlah "Tuhan" yang ia sembah.
2. Ayat 2:
Sampai kapan pun, Nabi Muhammad tidak akan menyembah selain Allah, seperti berhala-berhala orang kafir.
Orang-orang kafir menyembah "Tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan.
Sedang Nabi SAW menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah tidak mempunyai anak dan istri.
Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksud kedua pernyataan itu adalah terdapat perbedaan sangat besar antara "Tuhan" yang disembah orang-orang kafir dengan "Tuhan" yang disembah Nabi Muhammad.
Mereka menyifati tuhannya dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang disembah Nabi Muhammad.
3. Ayat 3:
Selanjutnya, Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir.
Orang-orang kafir tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad.
Sifat-sifat Allah berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang orang kafir sembah dan tidak mungkin dipertemukan persamaan antara kedua macam sifat tersebut.
Baca juga: Surat At Tahrim Ayat 1-12: Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
4. Ayat 4:
Setelah Allah menyatakan tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada persamaan dalam hal ibadah.
Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu.
Sedangkan "Tuhan" yang mereka sembah itu berbeda dari Allah.
Ibadah Nabi Muhammad hanya untuk Allah saja, sedang ibadah mereka bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadah.
Pengulangan pernyataan yang sama seperti yang terdapat dalam ayat 3 dan 5 adalah untuk memperkuat pendirian Nabi Muhammad.
Penegasan juga berfungsi membuat orang yang mengusulkan kepada Nabi SAW berputus asa terhadap penolakan Nabi menyembah tuhan mereka selama setahun.
5. Ayat 5:
Orang-orang kafir tidak menyembah apa yang disembah Nabi Muhammad dan tidak tunduk pada perintah dan syariat Allah ketika menyembah-Nya.
Sesungguhnya, orang-orang kafir menyembah tuhan dengan penuh kemusyrikan dan cara-cara yang mereka buat-buat berdasarkan hawa nafsu.
6. Ayat 6:
Ayat terakhir ini menegaskan tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan.
Allah meminta Nabi Muhammad menyatakan, agama orang-orang kafir adalah untuk mereka, yaitu kemusyrikan yang mereka yakini.
Kemudian, agama yang Nabi SAW anut adalah pilihan Allah untuknya, sehingga ia tidak akan berpaling ke agama lain.
Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan.
Kemudian dalam ayat ini, Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku."
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Bacaan lain terkait Al Quran