News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bacaan Doa

Surat Al Waqiah Ayat 1-96 dalam Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Al Quran (Pixabay/Pexels). Bacaan surat Al Waqiah ayat 1-96 dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Simak selengkapnya bacaan surat Al Waqiah ayat 1-96 dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia.

Al Waqiah merupakan surat ke-56 dalam Al Quran.

Surat ini terdiri dari 96 ayat yang memiliki arti "Hari Kiamat".

Baca juga: Bacaan Surat An Nas Ayat 1-6: Tulisan Arab, Latin, Terjemahan Bahasa Indonesia, dan Tafsir Singkat

Baca juga: Bacaan Surat Ar-Rahman Ayat 1-78, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, serta Terjemahannya

Ilustrasi Al Quran (Net)

Dikutip dari quran.kemenag.go.id, berikut bacaan surat Al Waqiah ayat 1-96 :

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ - ١

Iżā waqa'atil-wāqi'ah

Apabila terjadi hari Kiamat,

لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ - ٢

Laisa liwaq'atihā kāżibah

Terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal).

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ - ٣

Khāfiḍatur rāfi'ah

(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).

اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ - ٤

Iżā rujjatil-arḍu rajjā

Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,

وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ - ٥

Wa bussatil-jibālu bassā

Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,

فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ - ٦

Fa kānat habā`am mumbaṡṡā

Maka jadilah ia debu yang beterbangan,

وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ - ٧

Wa kuntum azwājan ṡalāṡah

Dan kamu menjadi tiga golongan,

فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ - ٨

Fa aṣ-ḥābul-maimanati mā aṣ-ḥābul-maimanah

Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,

وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ - ٩

Wa aṣ-ḥābul-masy`amati mā aṣ-ḥābul-masy`amah

Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu,

وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَۙ - ١٠

Was-sābiqụnas-sābiqụn

Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).

اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ - ١١

Ulā`ikal-muqarrabụn

Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah),

فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ - ١٢

Fī jannātin-na'īm

Berada dalam surga kenikmatan,

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ - ١٣

Sullatum minal-awwalīn

Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ - ١٤

Wa qalīlum minal-ākhirīn

Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ - ١٥

'Alā sururim mauḍụnah

Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,

مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ - ١٦

Muttaki`īna 'alaihā mutaqābilīn

Mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan.

يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ - ١٧

Yaṭụfu 'alaihim wildānum mukhalladụn

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,

بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ - ١٨

Bi`akwābiw wa abārīqa wa ka`sim mim ma'īn

Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,

لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ - ١٩

Lā yuṣadda'ụna 'an-hā wa lā yunzifụn

Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,

وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ - ٢٠

Wa fākihatim mimmā yatakhayyarụn

Dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih,

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ - ٢١

Wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahụn

Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan.

وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ - ٢٢

Wa ḥụrun 'īn

Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah,

كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ - ٢٣

Ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn

Laksana mutiara yang tersimpan baik.

جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - ٢٤

Jazā`am bimā kānụ ya'malụn

Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.

لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ - ٢٥

Lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā

Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa,

اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًا - ٢٦

Illā qīlan salāman salāmā

Tetapi mereka mendengar ucapan salam.

وَاَصْحٰبُ الْيَمِينِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ - ٢٧

Wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn

Dan golongan kanan, siapakah golongan kanan itu.

فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ - ٢٨

Fī sidrim makhḍụd

(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,

وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ - ٢٩

Wa ṭal-ḥim manḍụd

Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ - ٣٠

Wa ẓillim mamdụd

Dan naungan yang terbentang luas,

عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ اَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ - ٦١

'Alā an nubaddila amṡālakum wa nunsyi`akum fī mā lā ta'lamụn

Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْاَةَ الْاُوْلٰى فَلَوْلَا تَذَكَّرُوْنَ - ٦٢

Wa laqad 'alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn

Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَۗ - ٦٣

A fa ra`aitum mā taḥruṡụn

Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?

ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ - ٦٤

A antum tazra'ụnahū am naḥnuz-zāri'ụn

Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?

لَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنٰهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَۙ - ٦٥

Lau nasyā`u laja'alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn

Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang,

اِنَّا لَمُغْرَمُوْنَۙ - ٦٦

Innā lamugramụn

(Sambil berkata), “Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian,

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ - ٦٧

Bal naḥnu mahrụmụn

Bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.”

اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَۗ - ٦٨

A fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn

Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?

ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ - ٦٩

A antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn

Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ - ٧٠

Lau nasyā`u ja'alnāhu ujājan falau lā tasykurụn

Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?

اَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَۗ - ٧١

A fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn

Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?

ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِـُٔوْنَ - ٧٢

A antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn

Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan?

نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَّمَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَۚ - ٧٣

Naḥnu ja'alnāhā tażkirataw wa matā'al lil-muqwīn

Kami menjadikannya (api itu) untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ ࣖ - ٧٤

Fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm

Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.

فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ - ٧٥

Fa lā uqsimu bimawāqi'in-nujụm

Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.

وَاِنَّهٗ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌۙ - ٧٦

Wa innahụ laqasamul lau ta'lamụna 'aẓīm

Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui,

اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ - ٧٧

Innahụ laqur`ānung karīm

Dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia,

فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍۙ - ٧٨

Fī kitābim maknụn

Dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh),

لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۙ - ٧٩

Lā yamassuhū illal-muṭahharụn

Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.

تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ - ٨٠

Tanzīlum mir rabbil-'ālamīn

Diturunkan dari Tuhan seluruh alam.

اَفَبِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَ - ٨١

A fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn

Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an),

وَتَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ اَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ - ٨٢

Wa taj'alụna rizqakum annakum tukażżibụn

Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya).

فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ - ٨٣

Falau lā iżā balagatil-ḥulqụm

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan,

وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ - ٨٤

Wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn

Dan kamu ketika itu melihat,

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ - ٨٥

Wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn

Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,

فَلَوْلَآ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَۙ - ٨٦

Falau lā ing kuntum gaira madīnīn

Maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah),

تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ - ٨٧

Tarji'ụnahā ing kuntum ṣādiqīn

Kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?

فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ - ٨٨

Fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn

Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah),

فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ ەۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ - ٨٩

Fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na'īm

Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan.

وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۙ - ٩٠

Wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn

Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

فَسَلٰمٌ لَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ - ٩١

Fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn

Maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!” (sambut malaikat).

وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِيْنَ الضَّاۤلِّيْنَۙ - ٩٢

Wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn

Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan sesat,

فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيْمٍۙ - ٩٣

Fa nuzulum min ḥamīm

Maka dia disambut siraman air yang mendidih,

وَّتَصْلِيَةُ جَحِيْمٍ - ٩٤

Wa taṣliyatu jaḥīm

Dan dibakar di dalam neraka.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِيْنِۚ - ٩٥

Inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn

Sungguh, inilah keyakinan yang benar.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ ࣖ - ٩٦

Fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm

Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.

(Tribunnews.com/Devi Rahma)

Artikel Lain Terkait Bacaan Doa

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini