Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak membutuhkan pengasuhan yang menyenangkan sejak awal usia mereka untuk mendukung perkembangan otak dan potensi masa depan mereka.
Pengasuhan selama lima tahun pertama anak bisa membantu anak-anak mencapai potensi masa depan mereka sepenuhnya.
"Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa momen-momen kecil dari koneksi dan interaksi, frekuensi pengulangan dan dapat membuat perbedaan anak di masa mendatang yang cukup signifikan,” kata Co-Founder dan Co-Chair Minderoo Foundation Nicola Forrest saat peluncuran Thrive by Five Internasional Program belum lama ini.
Baca juga: Belajar Parenting Dari Konten Audio yang Menghibur, Yuk Ikuti Siniar Obrolan Meja Makan di Spotify
Namun sayangnya, belum ada rujukan pengetahuan yang menjadi tempat 'belajar' bagi orang tua dan pengasuh tentang hal yang dibutuhkan untuk mencapai anak yang optimal.
Ini pula yang mendorong Minderoo Foundation meluncurkan aplikasi untuk pengembangan anak usia dini Thrive by Five secara global.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk menginspirasi orang tua dan pengasuh untuk lebih banyak melakukan interaksi yang berkualitas dengan anak-anak dan dengan demikian mengubah perilaku mereka dengan menyoroti tindakan yang dapat dilakukan dan diinginkan seperti permainan sederhana seperti cilukba yang terbukti secara ilmiah memiliki dampak yang signifikan bagi tumbuh kembang anak.
Aplikasi yang mulai dikenalkan di Indonesia ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tahun-tahun awal anak dan memberdayakan orang tua dan pengasuh di seluruh dunia untuk memberi anak- anak mereka awal terbaik dalam hidup.
Baca juga: Penerapan Mindful Parenting Efektif Ubah Kebiasaan Makan Anak yang Salah
"Program ini diluncurkan di 30 negara, dirancang untuk menyebarkan konten kepada orang tua dan pengasuh melalui berbagai saluran, baik digital maupun non-digital, dalam bahasa mereka sendiri dan dirancang secara individual untuk menyesuaikan bahasa negara tersebut, budaya, dan isyarat sosial," katanya.
Peluncuran di Indonesia hanyalah langkah pertama, dengan program yang akan diperluas ke 30 negara di Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Timur Tengah untuk membantu anak-anak berkembang langsung melalui dukungan jutaan orang tua dan pengasuh.
Dr Andrew Forrest AO, Ketua dan Pendiri Yayasan Minderoo mengatakan bahwa Yayasan sedang mencari cara untuk mencapai perubahan paradigma global bagi anak-anak di seluruh dunia.
“Setiap anak, di mana pun mereka tinggal, memiliki hak untuk memulai hidup sebaik mungkin.
Program Thrive by Five akan menginformasikan dan memberdayakan orang tua dan pengasuh untuk membantu anak-anak mereka mencapai potensi terbesar mereka, dari negara-negara yang dilanda perang seperti Afghanistan hingga komunitas paling terpencil di Kenya” kata Dr Forrest.
Konten yang tersedia didasarkan pada penelitian antropologis dan neurosciencetific yang dibuat khusus di setiap negara.
"Untuk memastikan aksesibilitas maksimum, konten tersedia di perangkat berteknologi rendah, perangkat yang sudah tua, dan melalui berbagai saluran termasuk SMS, radio, televisi, dan media cetak dan digital," katanya.
Program ini awalnya akan diluncurkan di Indonesia, kemudian diikuti oleh Afghanistan dan Namibia. Pada tahun 2024, program ini akan diluncurkan di 30 negara di seluruh dunia, yang mencakup lima benua.
Aplikasi Thrive by Five telah dikembangkan oleh Minderoo Foundation, bekerja sama dengan Brain and Mind Center, University of Sydney dan BBE, dan didasarkan pada analisis antropologis mendalam tentang pengasuhan dan norma masyarakat, peran gender dan peran pengasuhan, sebagai serta faktor agama, budaya dan lingkungan masing-masing negara target.
"Kemudian digabungkan dengan landasan ilmiah seputar otak sosial dan kognitif, kesehatan fisik, komunikasi/bahasa serta identitas dan budaya. Hasilnya adalah kumpulan tips tindakan yang relevan dengan konteks nasional dan budaya masing-masing negara," katanya.
Profesor Ian Hickie dari Brain and Mind Center, University of Sydney mengatakan, program ini unik karena menggabungkan wawasan baru dari ilmu perkembangan otak di usia dini dengan penerapan pengetahuan budaya khusus setempat.
"Itu tantangan nyata tetapi juga keindahan program ini," katanya.