11. Inna rabbahum bihim yauma`iżil lakhabīr
Artinya: sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.
Baca juga: Surat Taha Ayat 1-30 dalam Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Terjemahannya
Tafsir Surat Al 'Adiyat ayat 1-11 dikutip dari quran.kemenag.go.id:
1. Ayat 1:
Pada ayat pertama, Allah bersumpah dengan kuda perang yang memperdengarkan suaranya yang gemuruh.
Kuda-kuda yang memancarkan bunga api dari kuku kakinya karena berlari kencang.
Debu-debu jadi beterbangan karena kuda tersebut lari dengan sangat cepat.
Mereka adalah kuda-kuda perang yang berlari kencang hilir-mudik di medan perang.
2. Ayat 2:
Allah bersumpah demi kuda yang memercikkan bunga api karena hentakan kuku kakinya beradu dengan batu-batu.
Kuda-kuda yang berani menghadapi rintangan sebesar apa pun.
3. Ayat 3:
Allah bersumpah demi kuda yang menyerang dengan tiba-tiba pada waktu pagi.
Kuda-kuda yang menyerang di waktu subuh untuk menyergap musuh tanpa mengenal waktu.
Mereka tiba di tempat musuh dalam waktu yang singkat.
4. Ayat 4:
Para musuh terkejut dengan kehadiran kuda-kuda itu.
Tiba-tiba mereka melihat kuda-kuda tersebut menerbangkan debu yang tebal, tanda betapa dahsyat serangan mereka ke arah musuh.
5. Ayat 5:
Kuda-kuda beserta penunggangnya menyerbu bersama dengan kepulan debu itu ke tengah-tengah kumpulan musuh dengan gagah berani.
Allah bersumpah dengan kuda dan sifat-sifatnya dalam suasana perang untuk membangkitkan semangat perjuangan di kalangan orang-orang Mukmin.
Sudah selayaknya mereka bersifat berani dengan membiasakan diri menunggang kuda yang tangkas untuk menyerbu musuh.
Orang-orang mukmin juga diperintahkan agar selalu siap siaga untuk terjun ke medan pertempuran bila genderang perang memanggil mereka untuk menghancurkan musuh yang menyerang.
Baca juga: Bacaan Surat Yasin, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin dan Terjemahannya
6. Ayat 6:
Demi kuda-kuda perang yang demikian sifatnya, sesungguhnya manusia itu enggan bersyukur dan sangat ingkar kepada nikmat Tuhannya.
Mereka adalah manusia yang enggan bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan tidak mau memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Hanya orang-orang yang dirahmati Allah menjadi orang yang pandai bersyukur.
7. Ayat:
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan seorang manusia yang ingkar, aniaya, dan tetap dalam keingkaran serta kebohongan seharusnya kembali kepada jalan yang benar.
Dia mengaku bahwa dia tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya.
Semua tindakannya merupakan penentangan dan pengingkaran terhadap nikmat tersebut.
Dia menjadi saksi atas keingkarannya sendiri, pengakuan tersebut lebih kuat daripada pengakuan yang timbul dari diri sendiri secara lisan.
8. Ayat:
Sesungguhnya manusia yang mencintai harta secara berlebihan dapat membuatnya materialistis, mengumpulkan harta dengan jalan apa pun, tidak peduli halal atau haram.
9. Ayat 9:
Dalam ayat ini, Allah menerangkan ancaman-Nya kepada orang-orang yang ingkar terhadap nikmat-nikmat-Nya dengan menyatakan apakah mereka tidak sadar jika Allah mengetahui isi hatinya.
Allah akan membalas keingkaran mereka pada hari ketika Allah mengeluarkan apa yang ada di dalam dada dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur.
10. Ayat 10:
Pada hari itu, Allah menunjukkan perbuatan seseorang.
Perbuatan seseorang adalah cerminan isi hatinya.
Buruknya perilaku seseorang merupakan pertanda buruknya hati orang tersebut, demikian sebaliknya.
11. Ayat 11:
Sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.
Allah mencatat dengan rinci dan detail apa yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya.
Dengan bukti itu, Allah akan menghisab dan memberi balasan yang sesuai kepada mereka.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Bacaan lain terkait Al Quran