Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak peristiwa di industri fashion global yang akhirnya membuka mata dan menggeser fokus sektor ini untuk tidak hanya concern pada inovasi produknya saja, namun juga pemberdayaan para pekerjanya.
Saat ini, industri fashion dan tekstil memang banyak melibatkan kaum perempuan yang menggantungkan hidupnya melalui sub-sektor industri ekonomi kreatif (ekraf) ini.
Namun mirisnya, pekerjaan mereka ini tidak didukung kondisi lingkungan kerja dan sistem sosial yang layak.
Baca juga: Kini Belanja Produk Fashion Branded Bisa dari Rumah Saja, Berikut Aplikasi Tepercaya yang Recomended
Bahkan minimnya upah masih belum mendukung konsep women empowerment yang adil, beretika dan berkelanjutan.
Salah satu peristiwa yang membuka mata industri ini terkait pentingnya kesejahteraan bagi para pekerja perempuannya adalah insiden ambruknya gedung Rana Plaza di Dhaka, Bangladesh.
Peristiwa ini pun menewaskan 1.133 orang dan melukai 2.500 lainnya.
Saat itu, ada 5 pabrik garmen yang memproduksi fast fashion skala besar dan dipasarkan di dunia.
Berawal dari peristiwa miris itulah, muncul ide untuk melahirkan 'Fashion Revolution'.
Fashion Revolution yang digagas gerakan komunitas global Fashion Revolution Week dan didukung lebih dari 100 negara ini pun kali ini hadir di Jakarta dan dihelat di Jakarta Fashion Hub, Tanoto Foundation, Jakarta Pusat, pada 13 dan 14 April 2022.
Melalui Fashion Revolution Indonesia, Asia Pacific Rayon (APR) dan Close Loop Fashion menginisiasi gerakan mendukung ethical dan sustainable fashion untuk bisa disemarakkan di Indonesia.
Founder Close Loop Fashion, Marina Chahboune mengatakan bahwa saat ini ada beberapa brand dan perusahaan yang memang sengaja berkolaborasi untuk menggelar acara Fashion Revolution Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk membentuk kesadaran terhadap keberlanjutan dan sirkularitas yang lebih besar di industri fashion dan tekstil lokal.
"Kami mempunyai tujuan yang sama di mana ingin menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiran sama dengan menyediakan platform yang terhubung, dapat bertukar ide, dan mendapatkan inspirasi," kata Marina, di Jakarta Fashion Hub, Tanoto Foundation, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2022).
Sementara itu, Head of Business Development Asia Pacific Rayon, Evelyn Santoso menyampaikan bahwa Fashion Revolution Indonesia merupakan bentuk komitmen dukungan pihaknya sebagai pelaku swasta untuk berkolaborasi mewujudkan sustainable dan ethical fashion di Indonesia.
"Kami berharap gerakan Fashion Revolution tidak berhenti di sini dan terus digalakkan untuk menciptakan ekosistem fashion yang aman, adil dan berkelanjutan," tegas Evelyn.
Perlu diketahui, Asia Pacific Rayon merupakan produsen viscose rayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia dari hutan taman industri terbarukan.
Pabrik berkapasitas 240,000 ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau itu menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil dan produk kebersihan pribadi.
APR berkomitmen untuk menjadi produsen viscose rayon terkemuka yang memiliki prinsip keberlanjutan, transparansi, dan efisiensi operasional, melayani kepentingan masyarakat dan negara serta memberikan nilai kepada pelanggan.
Dalam event ini, ada 5 brand yang menggelar bazaar untuk mendukung fashion berkelanjutan dan ethical, yakni Thread-to Fabric, Inen Signature, Gajah Duduk, Batik Trusmi dan Rubysh.
Selain itu, sebanyak 16 brand juga menampilkan koleksinya dalam brand showcase yang mendukung visi Fashion Revolution.
16 brand itu adalah Imaji Studio, Mycotech x Vaniani, Stain label, Kin and Alley, Tri Upcycle, Abhati Studio, By Binzu, Kaind, Bell Society, Hallah, Dan Liem, Arae, Love Story, Creative Kitchen, Pijak Bumi dan Toraja Melo.
Brand Peble, Indosole dan Re-Pairs pun turut serta dalam showcase kali ini.
Menariknya, event ini turut menggaungkan pula kampanye #TukarBaju yang diinisiasi Zero Waste Indonesia.
Ini merupakan gerakan yang diciptakan secara khusus untuk mengurangi limbah pakaian melalui cara menukarkan baju.
Dalam event ini juga digelar offline workshop selama dua hari dan menggandeng Binzu Shibori.
Melalui workshop ini, para peserta akan belajar mengenai teknik mencelup dan pewarnaan menggunakan bahan alami (ecoprint).
Selanjutnya, ada pula talkshow dan webinar bertema 'Upcycling Fashion: The Art of Designing with Waste Materials' yang menghadirkan pembicara seperti Fashion Designer ternama sekaligus 'Creative Director at Toton' Toton Januar serta Head of Fashion Program BNSDÂ Ratna Dewi Paramita.