TRIBUNNEWS.COM - Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan jika mendengar atau membaca bacaan ayat-ayat sajdah atau sajadah.
Cara sujud tilawah sama seperti sujud pada waktu salat, yaitu berlutut dan meletakkan dahi ke lantai.
Sujud tilawah hanya dilakukan satu kali setiap mendengar atau membaca ayat sajadah.
Ayat sajadah untuk melakukan sujud tilawah hanya terdapat dalam 15 ayat dalam Al-Quran.
Namun, jumlah ini masih diperselisihkan di kalangan para ulama.
Baca juga: Bacaan setelah Tahiyat Akhir sebelum Salam, Lengkap dengan Bacaan Tahiyat dalam 2 Versi
Biasanya, ada penandaan tertentu yang menunjukkan ayat tersebut adalah ayat sajdah.
Muhammadiyah dalam putusan tarjih menerangkan, ada 15 ayat sajdah, yaitu; surat al-A’raf (7): 206, surat alRa’d (13): 15, surat al-Nahl (16): 50, surat al-Isra’ (17): 107, surat Maryam (19): 58, surat al-Hajj (22): 18, surat al- Hajj (22): 77, surat al-Furqan (25): 60, surat al-Naml (27): 26, surat al-Sajdah (32): 15, surat Shad (38): 24, surat Fushshilat (41): 38, surat al-Najm (53): 62, surat al-Insyiqaq (84): 21, dan surat al-Alaq (96): 19.
Hukum sujud tilawah adalah sunah, berdasarkan hadis berikut:
“Diriwayatkan dari Umar ra., ia berkata: Hai sekalian manusia, kita tidak diperintah untuk bersujud, barangsiapa yang bersujud ia mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak bersujud ia tidak berdosa.” [HR. al-Bukhari].
Namun demikian, sujud tilawah dianjurkan untuk dilakukan ketika mendengar bacaan ayat sadjah.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila seseorang membaca ayat sajdah lalu ia sujud, maka menyingkirlah syaithan dengan menangis berkata: Sungguh celaka, manusia diperintah sujud lalu ia sujud, maka baginya surga. Sedangkan aku diperintah sujud tetapi aku membangkang, maka bagiku neraka.” [HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah].
Baca juga: Bacaan Surat Al Insyirah Ayat 1-8 dalam Tulisan Arab dan Latin, Dilengkapi Maknanya
Bacaan Doa Sujud Tilawah:
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
"Sajada wajhiya lil ladzi khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam’ahu wa basharahu bi haulihi wa quwwatihi."
Artinya: “Bersujudlah wajahku pada Dzat yang telah menciptakannya, membentuknya, membukakan pendengaran dan penglihatannya dengan segala kekuatan-Nya.
Praktik Sujud Tilawah
Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah ceramahnya menjelaskan, sujud tilawah dapat dilakukan di dalam maupun di luar salat.
Sujud Tilawah di Luar Salat
Ada beberapa pendapat mengenai ketentuan sujud tilawah di luar salat.
Mayoritas ulama berpendapat, sujud tilawah disyari’atkan untuk berwudhu sebagaimana salat, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat.
Namun, ada juga pendapat yang menyatakan sujud tilawah dapat dilakukan tanpa berwudhu terlebih dahulu.
Dengan demikian, jika seseorang memenuhi persyaratan sebagaimana salat, maka itu lebih utama.
Jika dilakukan di luar salat, misalnya ketika membaca Al-Quran yang di dalamnya terdapat ayat sajdah, maka segera bersiap untuk melakukan sujud tilawah.
Caranya:
Pelaksanaannya dimulai niat dan disusul takbir lalu sujud sambil membaca bacaan doa sujud tilawah.
Sujud tilawah dimulai dari keadaan berdiri, ketika sujud tilawah ingin dilaksanakan di luar salat, sesuai Surat Al Isra ayat 107:
“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.” (QS. Al Isra: 107).
Setelah selesai sujud, kemudian membaca takbir, lalu duduk dan salam, kemudian melanjutkan bacaan Al-Quran atau kembali melakukan aktivitas sebelumnya.
Meski begitu, ada pula pendapat yang menyatakan sujud tilawah bisa dilakukan tanpa takbir maupun salam.
Baca juga: Bacaan Sujud Sahwi Lengkap dengan Tata Cara dan Sebab-sebabnya
Sujud Tilawah di Dalam Salat
Apabila dilakukan di dalam salat berjama’ah, maka makmum harus mengikuti imam.
Jika imamnya melakukan sujud tilawah, makmum harus mengikuti, dan sebaliknya jika imam tidak melakukannya, makmum juga tidak boleh melakukannya.
Imam yang mau melakukan sujud tilawah hendaknya memberi tahu makmumnya dulu agar makmum tidak salah sangka dalam mengikuti imamnya.
Caranya:
Jika dilakukan dalam salat sendiri, caranya juga sama, dan terserah mau melakukan sujud tilawah atau tidak.
Contoh mempraktikkan sujud tilawah ketika salat berjama’ah, misalnya imam membaca satu ayat sajdah, maka di akhir ayat sajdah itu imam membaca takbir lalu sujud untuk melakukan sujud tilawah.
Setelah selesai membaca bacaan sujudnya, lalu membaca takbir untuk berdiri kembali meneruskan salatnya.
Jika ayat sajadah berada di akhir surat, seperti di surat Al-Alaq, maka setelah bangun dari sujud tilawah kemudian melanjutkan dengan surat lain.
Namun, jika ayat sajadah berada di tengah surat dan belum selesai sampai akhir, maka imam meneruskan bacaannya.
Jika ayatnya sudah habis, imam terus membaca takbir untuk melakukan ruku’ dan seterusnya.
Baca juga: Bacaan Tahiyat Akhir dan Awal dalam Sholat, Dilengkapi dengan Tulisan Latinnya
Makna Sujud Tilawah
Makna sujud tilawah adalah perilaku orang beriman yang tidak sombong untuk sujud kepada Allah.
Mereka dipuji oleh Allah dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.” (QS. As-Sajdah [32]: 15).
Ayat lainnya yang diperlakukan sama yakni mengerjakan sujud apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sebagai berikut: QS. Al-A‘râf [7]: 206, QS. Ar-Ra‘d [13]: 15, QS. An-Nahl [16]: 49, QS. Al-Isrâ’ [17]: 107, QS. Maryam [19]: 58, QS. Al-Hajj [22]: 18, QS. Al-Hajj [22]: 77, QS. Al-Furqân [25]: 60, QS. An-Naml [27]: 25, QS. Shâd [38]: 24, QS. Fushshilat [41]: 37, QS. An-Najm [53]: 62, QS. Al-Insyiqâq [84]: 21 dan QS. Al-‘Alaq [96]: 19.
Berikut ini beberapa bunyi ayat Sajdah, dikutip dari Kemenag:
"Ini adalah kepribadian orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya yang apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud" (QS. Al-Isrâ’ [17]: 107)
"Kepribadian orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Allah angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Allah beri petunjuk dan telah Allah pilih" (QS. Maryam [19]: 58).
"Bahkan, bersujud kepada Allah adalah karakter alam semesta seperti: matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata" (QS. Al-Hajj [22]: 18).
"Baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari" (QS. Ar-Ra‘d [13]: 15).
"Namun, mengapa masih ada yang menyembah matahari dan bulan" (QS. Fushshilat [41]: 37).
"Bersujud kepada Allah bukan kepribadian orang kafir yang apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab: "Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)" (QS. Al-Furqân [25]: 60).
"Maka wajarlah orang-orang yang beriman bahuntuk melaksanakan perintah ruku´, sujud menyemsembah Allah dan berbuat kebajikan, supaya dia mendapat kemenangan" (QS. Al-Hajj [22]: 77).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(Tribun Medan/Dedy Kurniawan)
Artikel lain terkait Sujud Tilawah