TRIBUNNEWS.COM - Bulan Dzhulhijjah dan Hari Raya Idul Adha 1443 H akan segera tiba.
Bertepatan dengan tanggal 1 Dzhulhijjah 1443 H, puasa Dzulhijjah mulai bisa dilaksanakan.
Puasa Dzulhijjah dianjurkan dilaksanakan mulai tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah.
Selain puasa Dzulhijjah, juga ada puasa Tarwiyah dan Arafah.
Bagi yang menjalankan puasa Tarwiyah, dosanya satu tahun yang lalu akan terhapuskan.
Umat Muslim juga akan mendapat keberkahan dalam hidupnya.
Sementara itu, bagi yang menjalankan puasa Arafah, dosanya setahun yang lalu juga akan terhapuskan.
Baca juga: Hukum Qurban Kambing untuk Lebih dari Satu Orang, Sahkah?
Selain itu, ia juga akan dijaga oleh Allah untuk tidak melakukan dosa atau maksiat di tahun yang akan datang.
Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan bagi umat Muslim.
Tujuannya agar umat Muslim dapat turut merasakan nikmatnya seperti yang dirasakan oleh para jemaah haji.
Nikmat dalam menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah juga setara dengan nikmat orang yang menjalankan ibadah haji.
Adapun yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah.
Hari Arafah adalah saat jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah.
Sementara itu, puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijjah, hari sebelum hari wukuf.
Berdasarkan hadis shahih dari Siti Hafshah r.a. ia berkata,
"Ada empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu Puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari (di bulan Dzulhijjah), puasa 3 hari pada setiap bulan, dan salat dua rakaat sebelum salat subuh.”
Puasa 10 hari ini termasuk Puasa Dzulhijjah, Puasa Arafah, dan Puasa Tarwiyah.
Baca juga: Keutamaan Bulan Dzulhijjah, Pahala Amalan Shaleh Dilipat Gandakan, Perbanyak Dzikir hingga Puasa
Niat Puasa Dzulhijjah
Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillahi ta’ala
Artinya, "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Tarwiyah
Nawaitu shauma tarwiyah sunnatan lillahi ta'ala
“Saya niat puasa Tarwiyah, sunah karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
Nawaitu shauma arafah sunnatan lillahi ta'ala
“Saya niat puasa Arafah, sunah karena Allah ta’ala.”
Baca juga: Jadwal dan Niat Puasa Dzulhijjah, Arafah, Tarwiyah Jelang Idul Adha 2022 Dilengkapi Keutamaannya
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Adapun keutamaan puasa sunah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arafah (9 Dzulhijjah) bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji berdasarkan beberapa hadis Nabi Muhammad SAW adalah:
1. Barang siapa yang menjalankan Puasa Tarwiyah akan dihapus dosa satu tahun yang lalu yang telah terlewati.
2. Sedangkan yang berpuasa di hari Arafah akan dihapus dosa dua tahun (1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang)
3. Dan yang melaksanakan dua puasa ini akan dianugerahi oleh Allah SWT dengan kemuliaan.
Keutamaan Puasa Arafah
Keutamaan puasa Arafah sungguh istimewa.
Keutamaan itu yakni, dihapuskan segala dosa selama satu tahun yang lalu, dan setahun yang akan datang dijaga Allah untuk tidak berbuat dosa atau maksiat.
Hal itu sebagaimana tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Abu Qatadah al-Anshari RA.
"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).
Selain itu, umat Muslim yang berpuasa Arafah akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda pada hari tersebut.
Baca juga: Cara Mandi Wajib atau Mandi Junub, Disertai Bacaan Niat dalam Tulisan Latin dan Artinya
Batas Akhir Memotong Kuku
Bagi yang akan berkurban, batas akhir memotong kuku dan memangkas rambut adalah 30 Dzulqa'dah 1443 H.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌَﺮِﻩِ ﻭَﺑَﺸَﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ
Artinya :
“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat yang lain disebutkan,
ﻓَﻼَ ﻳَﺄْﺧُﺬَﻥَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺮِﻩِ ﻭَﻻَ ﻣِﻦْ ﺃَﻇْﻔَﺎﺭِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ
Artinya :
“Janganlah ia memotong rambutnya dan kuku-kukunya sedikitpun sampai ia menyembelih.” (HR. Muslim)
(Tribunnews.com)