News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Melewati Masa-Masa Kritis bersama Alunan Nada dari Bar(u)atimur Ensemble

Editor: Brand Creative Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertunjukan Lewat Masa Kritis oleh Bar(u)atimur Ensemble memadukan musik timur yang diharmonisasikan dengan instrumen barat, dipimpin oleh Marisa Sharon Hartanto.

Tribunnews.com, Jakarta - Masa kritis pandemi telah menemukan titik akhir, saat ini Indonesia memasuki tahap pemulihan di mana segala hal berangsur pulih dan kembali normal seperti di awal tahun 2020. Melalui pertunjukan Lewat Masa Kritis oleh Bar(u)atimur Ensemble pada 13 dan 14 Agustus lalu, kita seolah diajak untuk mengingat kembali masa-masa awal pandemi tersebut yang begitu mencekam serta menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian.

Pertunjukan Lewat Masa Kritis menjadi satu-satunya pertunjukan musik luring dalam rangkaian festival Musim Seni Salihara 2022. Dipimpin oleh Marisa Sharon Hartanto sebagai seorang pengaba dan komposer, acara ini sukses menarik perhatian 166  penonton. Tidak hanya bagi Salihara yang akhirnya sukses membawakan pertunjukan musik secara langsung kembali, pasca-pertunjukan pun antusiasme ini  juga dirasakan oleh Sharon bersama dengan timnya. 

Bermain di masa pandemi tentu dirasa Sharon lebih menantang dibanding konser di masa sebelumnya. Banyak hal yang perlu diperhatikan, apalagi bila bermain dengan massa yang terbilang banyak. Maka dari itu, terselenggaranya pertunjukan ini pada Sabtu dan Minggu lalu membuat wanita lulusan Royal Holloway Institute of London ini begitu senang dan puas.

“Senang sekali, namun tantangannya adalah kalau mempersiapkan konser di masa pandemi ini kekhawatiran bertambah, karena konser bisa langsung batal bila ada pemain yang sakit, dan akan sangat repot bila harus mengubah tanggal dan sebagainya.”

Lewat Masa Kritis merupakan perpaduan antara musik timur seperti gong, tarawangsa, dan  gamelan Sunda degung temprak yang diharmonisasikan dengan instrumen barat seperti flute, violin, viola dan selo. Dalam pertunjukan ini, ensambel juga dilengkapi dengan dua orang vokal. Gabungan  instrumen antar dua budaya seolah menarasikan akan kesamaan baik Timur dan Barat yang sama-sama berjuang melewati masa kritis pandemi Covid-19. Dalam keterangan resmi, permainan yang dibawakan pada pertunjukan kali ini ingin membawa makna bahwa ketegangan dan suasana yang naik turun akan berakhir dengan munculnya sinar harapan dan doa untuk segera melewati masa pandemi ini. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini