Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Disabilitas sensorik adalah orang yang memiliki gangguan salah satu fungsi dari panca indera misalnya disabilitas tuli dan Netra.
Founder Precious One, Ratnawati pun menyebutkan ada beberapa sikap yang harus dilakukan ketika bertemu dengan disabilitas sensorik.
Pertama, pada orang yang tidak bisa melihat atau disabilitas netra, saat hendak menyapa, tepuk pindah terlebih dahulu.
Baca juga: Gandeng Teman Tuna Rungu dan Tuna Wicara, Desainer Cilik Akeyla Kembangkan Kampung Batik Karawang
"Jadi sentuh pundaknya untuk menyapa, jangan langsung halo nama kamu siapa? Dia tidak akan tahu ngomongnya sama siapa. Karena dia tidak bisa melihat," ungkapnya pada media gathering di Jakarta, Senin (19/12/2022).
Sikap yang benar adalah sentuh pundak, kemudian sapa dan kenalkan diri.
Dengan begitu, mereka akan tahu jika sedang diajak berbicara.
Selanjutnya ketika ingin membantu kawan netra, biarkan ia memegang tangan kita.
Baca juga: JAFF 2022 Siapkan Bioskop Bisik, Penonton Tuna Netra Bisa Nikmati Film Ngeri Ngeri Sedap
"Jadi jangan kita refleks sini biar gue gandeng. Jangan, biar dia gandeng tangan kita," tegasnya.
Hal yang perlu diingat adalah jangan pernah memegang tongkat dari disabilitas netra.
"Karena buat dia, tongkat itu adalah senjata dia. Jadi kita jangan pernah pegang tongkat, itu saya dapat informasi dari teman netra sendiri," paparnya lagi.
Lalu jangan lupa, ketika sedang bersama informasikan apa yang ada di sekitar.
Misalnya, saat berjalan sebutkan apa yang ada di depan jalan.
"Kita harus bilang, di depan kamu lima langkah adalah meja. Lalu sebelah kiri kamu, sepuluh langkah itu pintu. Teman netra akan menghafal, " kata Rahmawati menjelaskan.
Sedangkan pada teman-teman tuli, ada beberapa sikap yang mesti dilakukan.
Oleh Rahmawati dijelaskan, ketika berbicara dengan disabilitas tuli harus bertatap muka.
Mulut pun harus terbuka dan kalimat diucapkan dengan pelan.
Tulis dengan bahasa sederhana jika tidak bisa bahasa isyarat.
"Jadi hari ini tidak ada alasan untuk takut dengan komunikasi dengan teman tuli. Kemudian menggunakan aplikasi live transcribe untuk mengubah audio menjadi teks," pungkasnya.