News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Memahami Budaya Disabilitas Tuli untuk Berkomunikasi dengan Mereka

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut cerita di balik stiker helm khusus ojek online (ojol) tunarungu yang viral, awalnya hanya pakai kertas biasa.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada banyak budaya disabilitas tuli yang masih belum diketahui oleh masyarakat.

Padahal, dengan mengetahui budaya tuli, seseorang bisa mengetahui sikap yang benar, sehingga dapat saling menghargai antar sesama manusia.

Tutor dan seorang tuli dari tim Parakerja Muhammad Andika Panji, S.H pun mengenalkan budaya tuli yang perlu diketahui masyarakat umum.

Pertama, cara memanggil teman tuli. Biasanya orang memanggil bisa dengan cara lisan atau langsung mengucapkan nama.

"Kalau teman-teman tuli, menggunakan panggilan tepukan bahu," ungkapnya pada media briefing yang diadakan Jhonson & Jhonson di Jakarta, Senin (19/12/2022).

Baca juga: Misi Khusus Penyandang Disabilitas Asal Indonesia di Piala Dunia 2022, Jadi Narasumber Aksesibilitas

Namun ada cara lain jika posisi terbilang jauh, yaitu bisa memanggil dengan menggunakan cahaya flash di handphone.

Namun, ketika menggunakan flash handphone untuk menyapa teman tuli, hanya pada mereka yang telah dikenal dekat.

"Kalau belum kenal langsung nge-flash sepertinya kurang baik ya. Jadi bisa memanggil secara dekat dan panggil tepukan bahu," papar Panji lagi.

Kedua, budaya lain yang bisa dilakukan adalah bertanya, komunikasi apa kira-kira yang nyaman bagi disabilitas tuli.

Apakah menggunakan tulisan, isyarat atau ketikan dari handphone.

Begitu pun bagi mereka yang belum bisa berbahasa isyarat, penggunaan teks sebagai komunikasi kata Panji diperbolehkan.

"Gak apa-apa, itu boleh dilanjutkan. Tapi kalau kamu bisa ngomong gak, bisa ngomong gak, jangan seperti itu, dihindari dan tidak baik dalam etika berkomunikasi," tegasnya.

Ketiga, kalau perlu berkomunikasi dengan disabilitas tuli pada yang posisi jarak jauh, dan punya keperluan sangat penting, maka bisa dengan memadat teknologi terkini.

"Jarak jauh bisa menggunakan video call. Selama Covid-19 pun tidak bisa bicara ofline bisa lewat online lewat aplikasi zoom, ini membantu kita untuk mendapatkan akses berkomunikasi," kata Panji menambahkan.

Keempat, bila menggunakan bahasa isyarat teman-teman tuli perlu di tempat yang terang.

"Kalau gelap itu gak ngerti apa sih yang dibicarakan sedang mengomong tentang apa. Jadi butuh tempat terang, kalau agak gelap bisa dibantu flash dari lampu handphone," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini