News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapan Anak Boleh Dikenalkan dengan Gadget? Psikolog Beri Penjelasan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

sederet manfaat bila ayah dan anak bermain gadget bersama

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua perlu berhati-hati dalam mengenalkan gagdet pada anak-anak. 

Karena anak bisa mengalami kecanduan apabila tanpa batasan dan pendampingan.

Jadi, bagaimana orang tua mengenalkan gadget kepada anaknya dan kapan waktu yang tepat?

Terkait hal ini, Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, M.Ps.i berikan tanggapan. 

Baca juga: Anak Kecanduan Gadget? Cegah Gangguan Penglihatan, Coba Terapkan Aturan 20-20-20

Ada beberapa indikasi usia berapa dan waktu yang diperkenankan menggunakan gawai pada anak. 

Pertama, berikan ketika anak sudah bicara. 

"Misalnya usia 3 tahun sudah lancar ngomong, terus dikasih nih tayangan nonton di televisi, layar besar, di tablet ukuran besar," ungkapnya pada acara peringati 50 Tahun Kehadirannya, Zwitsal Gelar “Festival #MomenBondingBermakna di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Samanta menegaskan itu gawai yang dikenalkan tidak boleh ukurannya kecil. 

"Handphone itu sebenarnya tidak boleh untuk anak. Karena semakin kecil ukurannya, semakin dia akan menjadi individidualis," pungkasnya.

Namun tetap harus didampingi oleh orangtua atau pengasuhnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan pada usia 3 tahun sampai 4 tahun boleh memberikan gawai pada anak maksimal 30 menit. 

Pada usia 4-6 tahun itu sekitar 45 – 60 menit.

Dan di atas 6 tahun bisa sekitar 2 jam, tapi tetap dengan pendampingan.

Nah kemudian kapan anak boleh menggunakan media sosial? 

"Dilihat saja aplikasi medsos, anjuran pakainya itu usia berapa. Kalau usianya ada yang 13 atau 14 tahun berarti ikuti saja," papar Samanta lagi. 

Selain aplikasi yang memuat usia masih diperbolehkan asal orangtua selalu mendampingi. 

"Karena anyak sekali konten tidak sesuai dengan usia anak. Dan belum ada sistim sensor seperti TV kita. Jadi kita sebagai orangtua harus menjadi filter bagi anak-anak kita," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini