TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini 3 contoh ceramah singkat di bulan Ramadhan 2023.
Contoh ceramah singkat Ramadhan ini bisa digunakan sebagai bahan kultum atau mungkin tugas sekolah.
Ceramah singkat Ramadhan biasanya dilakukan setelah shalat tarawih atau shalat subuh berjamaah di masjid.
Selengkapnya, simak inilah 3 contoh ceramah singkat Ramadhan yang dikutip Tribunnews dari beberapa sumber.
1. Sabar dan Syukur saat Puasa Ramadhan
Ceramah berikut ini disampaikan oleh La Ode Abdul Syukur S.Ag, M.Pd di Aula Kantor Kemenag Kab. Muna, Provinsi Sulawesi Utara, dikutip dari laman Kemenag Sultra.
Baca juga: Contoh Kultum Salat Tarawih Singkat: Berbahagia Atas Ramadhan
Berpuasa merupakan ibadah yang menguji kesabaran umat Islam. Selama berpuasa, umat Islam juga belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.
Nikmat dari Allah kepada kita itu, sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya, yaitu, nikmat hidup, sehat, panjang umur, masih bisa bernafas, nikmat iman, bahagia, rezeki, berjalan, melihat, mendengar dan lain sebagainya. Karena itu sepatutnya kita bersyukur karena sudah diberikan kesehatan dan panjang umur.
Rasa syukur dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bersyukur masih bisa berkumpul dengan keluarga, bersyukur dengan makan sahur dan buka yang kita miliki, serta mensyukuri berkah-berkah kecil lainnya.
Kemudian, kita harus merawat hal-hal yang kita syukuri itu dengan berbagai cara. Contoh kecilnya adalah saat diberikan kenikmatan harta, maka kita segera bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.
Jika kita diberi kesehatan, kita mensyukurinya dengan menjaga agar tubuh tetap sehat dan dari hal-hal yang merugikan badan. Oleh karena itu, mari kita gunakan Ramadhan kali ini sebagai momen belajar sabar dan bersyukur.
Baca juga: 2 Contoh Ceramah Ramadhan: Berbuat Kebaikan dan Perbanyak Sedekah di Bulan Ramadhan
2. Mencari Rezeki yang Halal
Ceramah berikut ini disampaikan oleh Ustadz Khaliq Umamity S.Ag (Penyuluh) Kemenag Kota Ambon, dikutip dari Kemenag Maluku.
Ustadz Khaliq memberikan ceramah atau kultum singkat dengan tema "Mencari Rezeki yang Halal".
Masalah rezeki merupakan suatu hal yang menarik dan banyak menyita perhatian manusia. Sehingga banyak yang sudah menjadi budaknya, sampai rela menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki yang melimpah. Bahkan yang lebih parah lagi ada sebagian umat manusia yang menganggap bahwa berpegang pada ajaran islam akan mempersulit dalam mencari rezeki.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Khaliq dalam Tausyiahnya bahwa sebagian dari umat islam, ada yang masih berpegang teguh dalam syariat islam. Akan tetapi mereka dalam mencari rezeki atau apapun di bidang ekonomi masih tetap menutup mata dari sebagian aturan islam. Terutama berkenaan dengan etika berbisnis dan hukum halal haram.
Dari sinilah umat islam bertolak belakang dalam hal mencari rezeki. Ada sebagian umat islam yang sangat berhati hati dalam kehalalan mencari rezeki, akan tetapi sebagian yang lain bersifat materialistis dan berperinsip "yang penting perut kenyang" tanpa peduli apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.
Seperti yang telah di ungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya:
"Akan datang suatu masa pada umat Manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram". [Shohih, HR. Al - Bukhori dan An – Nasa’I dari hadis Abu Hurairoh, Shahih At – Tagrib no.1722 ].
Dari keterangan hadis di atas, dapat dipahami bahwasanya kita diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Jangan sampai dalam mencari rezeki kita melakukan tindakan yang menjurus kepada ma’siat kepada Allah SWT dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki yang diharapkan, tanpa memperdulikan bagaimana rezeki itu didapat. Intinya orang yang seperti itu adalah orang yang tidak sabar. Seandainya mau bersabar dalam mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada.
Allah SWT telah mengatur rezeki bagi seluruh Makhluk ciptaan-Nya, baik manusia, jin, syaitan, hewan tanpa terkecuali. Ada jatah rezeki bagi orang kafir begitu juga rezeki bagi orang Mu’min. Bahkan yang dijatahkan adalah rezeki yang halal. Sehingga diberinya rezeki bukanlah standar dari ibadah dan tingkat keimanan seseorang, karena ahli maksiat pun ada jatah rezeki baginya.
Ustadz Khaliq juga menyampaikan meski semua orang sudah dipastikan mendapat jatah rezeki, jangan sampai hal tersebut membuat kita tidak berhati-hati dalam mencari rezeki dan jangan sampai rezeki yang kita dapat adalah rezeki yang haram, karena rezeki yang haram akan menyebabkan kita terhalang masuk surga.
Semoga Allah SWT menganugrahkan kepada kita rezeki yang barokah dan bermanfaat sehingga membuat kita rajin bersyukur dengan mentaati-Nya dan menjauhi maksiat. Amin Ya Robbal ‘alamin.
3. Ramadhan Membawa Berkah
Ceramah berikut ini disampaikan oleh Saradju Kelrey S.Ag, Kasubbag TU, Kementerian Agama Kota Ambon, dikutip dari Kemenag Maluku.
Bulan Ramadhan sungguh adalah bulan yang penuh berkah, artinya mendatangkan kebaikan yang banyak.
Di bulan Ramadhan ini begitu banyak kebaikan ukhrowi yang diperoleh setiap muslim. Di antara keberkahan tersebut adalah dengan menjalankan shiyam ramadhan akan mendapatkan pengampunan dosa yang telah lalu.
Keberkahan lainnya lagi adalah dalam menjalankan shalat malam (shalat tarawih). Itu juga adalah sebab pengampunan dosa. Dalam beberapa amalan di bulan Ramadhan, kita dapat temukan di dalamnya ada pengampunan dosa. Di antara amalan tersebut adalah ibadah puasa yang kita jalankan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni."
Pengampunan dosa di sini bisa diperoleh jika seseorang menjaga diri dari batasan-batasan Allah dan hal-hal yang semestinya dijaga.
Begitu pula pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yaitu lailatul qadar. Inilah di antara keberkahan ukhrowi yang bisa diperoleh.
Namun ada satu sisi kebaikan lainnya, yang mana ini tidak kalah pentingnya, yaitu bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk memperbaiki diri sehingga selepas bulan Ramadhan seseorang bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kelrey juga mengingatkan bahwa kita dapat saksikan sendiri di bulan Ramadhan, orang yang semula malas shalat lima waktu, akhirnya menjadi rajin. Orang yang amat jarang kelihatan di masjid, kembali sadar menjalankan shalat jama’ah. Orang yang jarang mengerjakan shalat malam, begitu giat di bulan Ramadhan untuk menjalankan ibadah shalat tarawih. Orang yang sesekali baca Al Qur’an, di bulan Ramadhan akhirnya bisa mengkhatamkan Al Qur’an. Sungguh luar biasa barokah bulan ini karena begitu mudah setiap orang menjalankan kebaikan.
Semoga Allah menjadikan Ramadhan kita di tahun ini lebih bermakna dari yang sebelumnya dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan barokah di bulan suci ini.
(Tribunnews.com/Latifah/Yunita)