News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Adha 2023

Asal-usul Hari Tasyrik dan Alasan Mengapa Muslim Dilarang Berpuasa pada 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha hingga meluber ke jalan raya di Masjid Agung Jami, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (29/6/2023). Ribuan umat muslim memadati area Masjid Agung Jami Kota Malang untuk melaksanakan salat Idul Adha hingga meluber di Alun-alun Merdeka Kota Malang. SURYA/PURWANTO - Berikut ini penjelasan tentang hari tasyrik dan alasan mengapa umat Islam dilarang berpuasa saat hari Tasyrik.

Istilah ini merujuk pada penyembelihan qurban yang dilakukan setelah matahari terbit.

Pada hari Tasyrik, setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa.

Mengapa Umat Islam Dilarang Puasa saat Hari Tasyrik?

Jemaah melaksanakan salat Idul Adha 1444 H di pelataran Masjid Raya Al Jabbar, Jalan Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/6/2023). Pelaksanaan salat Idul Adha 1444 H di Masjid Raya Al Jabbar diikuti ribuan warga berjalan aman dan lancar. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Cara Membuat Steak Daging Sapi agar Empuk dan Tidak Alot, Ide Olahan saat Idul Adha

Hari tasyrik memiliki beberapa kesamaan dengan Idul Adha.

Di antaranya, tentang penyembelihan hewan kurban, larangan berpuasa, dan anjuran bertakbir.

Larangan puasa di hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban.

Soal larangan berpuasa ini, ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan ibadah haji." (HR. Bukhari, no. 1859).

Selain itu, hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)

Umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti berdzikir, berdoa, serta menyembelih hewan qurban saat hari Tasyrik, dikutip dari MUI.

Perintah berqurban terdapat pada surat al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini