Istilah ini merujuk pada penyembelihan qurban yang dilakukan setelah matahari terbit.
Pada hari Tasyrik, setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa.
Mengapa Umat Islam Dilarang Puasa saat Hari Tasyrik?
Baca juga: Cara Membuat Steak Daging Sapi agar Empuk dan Tidak Alot, Ide Olahan saat Idul Adha
Hari tasyrik memiliki beberapa kesamaan dengan Idul Adha.
Di antaranya, tentang penyembelihan hewan kurban, larangan berpuasa, dan anjuran bertakbir.
Larangan puasa di hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban.
Soal larangan berpuasa ini, ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan ibadah haji." (HR. Bukhari, no. 1859).
Selain itu, hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti berdzikir, berdoa, serta menyembelih hewan qurban saat hari Tasyrik, dikutip dari MUI.
Perintah berqurban terdapat pada surat al-Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ