Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan dari 480 anak yang menjadi korban bullying di sekolah pada periode 2016 hingga 2020.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) RS Pondok Indah dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K). pun bagikan tips saat menghadapi perundungan atau bullying.
Baca juga: Kenali 4 Jenis dan Contoh Perundungan, Mulai dari Fisik hingga Relasi Sosial
"Berikut beberapa hal sederhana untuk mencegah terjadinya perundungan di lingkungan," ungkap dr Anggia pada keterangannya, Senin (24/7/2023).
Pertama, ambil tindakan dengan segera dengan menatap mata si perundung dan minta agar dia menghentikan tindakannya.
Terkadang kontak mata dan ketenangan, serta mengatakan "tidak" dengan jelas adalah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan.
Katakan kepada si perundung bahwa tidak suka dengan perlakuan yang telah diterima.
Laki tegaskan bahwa hal itu harus segera dihentikan.
"Jika keadaannya tepat, cobalah tertawa untuk mengurangi ketegangan. Perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang dibully, jadi jika tampak tidak takut, dia akan menyerah dan pergi," kata dr Anggia lagi.
Jangan meminta si perundung menghentikan tindakannya dengan cara berteriak kepadanya.
Hal ini akan memprovokasi si perundung terus menggoda untuk mendapatkan reaksi yang lebih keras.
Kedua, hindari membuat situasi bertambah panas.
Misalnya menantang si perundung dengan menjulukinya atu mengancam bahwa akan melawan balik.
Hal ini hanya akan memperburuk situasi.
Jangan berteriak atau melangkah maju saat mendapatkan kekerasan fisik.
Si perundung cenderung menanggapi dengan melakukan perundungan lebih lanjut.
Korban akan berisiko menghadapi masalah yang lebih banyak atau dia semakin mem-bully jika Anda terlibat dalam situasi tersebut
Ketiga, ketahui kapan Anda bisa pergi meninggalkannya
Jika situasi sepertinya mengancam atau berbahaya, sebaiknya segera pergi.
Berbalik dan pergilah dari si perundung. Pada suatu titik, adu pendapat dengannya tidak ada gunanya.
Jika mulai mengkhawatirkan keselamatan, temui guru atau pembimbing yang Anda percayai untuk membantu mengatasi situasi tersebut.
Hindari melakukan kontak lebih jauh dengan si perundung sampai melakukan langkah-langkah lain untuk menghentikan perundungan.