News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Marak Kasus Bunuh Diri di Kalangan Pemuda Masa Kini, Benarkah Mental Mereka Rapuh?

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi depresi

Meski pun, belum tentu bisa menjalin relasi akrab atau berakhir dengan pertemanan. 

"Tapi interkasi tetap perlu. Misalnya bertemu dengan abang penjual, kita tetap harus bisa dong.  Bagaimana ngomongnya, tetap harus ada. Nah itu pada anak-anak (saat ini) tidak berkembang," jelasnya.

Sehingga sering kali semua hal dipendam dan ditanggung sendiri dan tentu saja ini menjadi beban makin besar.

"Harus menanggung beban sendiri. jadi itu juga memengaruhi kerapuhan. Belum lagi ditambah pengasuhan, juga berpengaruh," kata Nirmala menambahkan. 

"Di mana kadang orangtuanya sendiri karena ingin menjadi orangtua lebih baik, merasa dulu sulit, kadang ada yang jadi memanjakan," sambungnya.

Menghargai, mendengarkan dan memberikan dukungan pada anak memang penting. 

Dan hal di atas tentu berbeda dengan memanjakan anak. 

"Kita kaya begitu jadi kebalik. Orangtua terkesan memanjakan, si anak tambah gak punya fight spirit, apa semua sudah di support," paparnya. 

Selain itu, segala kemudahan yang diterima anak cenderung menurunkan kreatifitas anak. 

"Kreatif tidak berkembang. Padahal itu semua butuh untuk hidup. Belum lagi tuntutan kerja. Tuntutan kerja juga semakin gila-gilaan. Karena harus lebih cepat. Itu juga berpengaruh ke mental," jelasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini