Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seperti profesi barista di dunia kopi, butcher di dunia olahan daging sapi kini menjadi sebuah profesi masa depan yang menjanjikan dan mulai banyak dicari di Indonesia.
Master Trainer di Butchery Training Center, Charlos Lalack mengatakan, keterampilan butcher, khususnya dalam mengolah daging perlu diasah dan perlu ditingkatkan seiring dengan perkembangan dunia kuliner di Indonesia.
"Pengetahuan ditingkatkan agar mengetahui cara mengolah daging agar dapat bernilai jual lebih tinggi karena dari peruntukkan penggunaannya yang sesuai dihubungkan dengan nilai masakan yang memerlukan daging bagian tersebut," kata Charlos Lalack di Jakarta, Kamis (29/11/2023).
Upaya ini juga dilakukan utamanya seiring dengan semakin meningkatnya juga teknologi dan variasi dalam bidang kuliner.
Menurut Charlos, tuntutan terhadap profesi butcher terus meningkat sehingga tidak mengherankan jika di sejumlah negara kerap menyelenggarakan butcher challenge sebagai sebuah kompetisi untuk mencari butcher-butcher dengan kompetensi yang mumpuni bahkan ada juga world butcher challenge sebagai ajang kompetisi untuk para butcher dunia.
Kompetensi seorang butcher sangat diperlukan tidak hanya di industri kuliner sebagai pendamping chef dalam menyiapkan olahan makanan berbasis daging saja, tetapi juga diperlukan di industri retail.
Di Industri ritel keberadaan seorang butcher diperlukan untuk membuat potongan-potongan daging yang siap dijual ke masyarakat.
Mendorong pertumbuhan profesi butcher di Indonesia, PT Global Pratama Wijaya bekerja sama dengan Butchery Training Centre telah menggelar kompetisi Jakarta Butchers' Challenge Season puncak acara dari program Meatcopedia tahun 2023 yang bertemakan "Red Meat Experts for Every Business".
Dian Paramita selaku Managing Director PT Global Pratama Wijaya mengatakan, kompetisi ini menampilkan para profesional terampil, bakat muda, hingga tingkat mahasiswa dan kejuruan serta membuktikan kekayaan bakat yang beragam dalam komunitas kuliner.
"Untuk jurinya, Chef Gilles Marx (Chef Founder of Amuz Group & President Disciples Escoffier Indonesia), Chef Stefu Santoso (Executive Chef of Aprez Catering by Amuz Group), Chef Victor Taborda (Executive Chef of Sudestada Jakarta), dan Tri Wahyu Wahono selaku Professional Butcher dari Butchery Training Centre," katanya.
Jakarta Butchers' Challenge Season II kali ini juga menghadirkan nuansa baru dengan potongan daging yang tak biasa dan tim profesional ditantang mengolah potongan Chuck Eye Roll, dan tim pelajar menggunakan Rostbiff - bagian dari Rump.
Potongan Chuck Eye Roll menjadi bintang tahun ini, memperkenalkan karakter unik yang dapat mendorong kreativitas dalam seni kuliner, terutama melalui penggunaan secondary cuts.
Pemenang Jakarta Butchers' Challenge Season II diantaranya dari kategori tim profesional, yakni Steak Hotel by Holycow Bhadranaya Group, SILO Jakarta, dan Sudestada Jakarta sebagai pemenang pertama.
"Dari kategori tim pelajar, yakni Akademi Tata Boga Bandung, Institut Pariwisata Trisakti Bintaro, dan Akademi Pariwisata NHI Bandung sebagai pemenang pertama," katanya.