Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang tidak ingin memiliki kulit sehat tanpa gangguan? Setiap orang pasti menginginkannya.
Nyatanya, ada beberapa kebiasaan yang tanpa kamu sadari bisa merusak kulit.
Baca juga: Ingin Tampil Percaya Diri Saat Lebaran, Perlukah Perawatan Kulit ke Klinik Kecantikan?
Menurut Pakar dermatologi Dr Arini Astasari Widodo, SpKK, ada tiga kebiasaan yang tanpa disadari dapat membuat kulit rusak.
Pertama, lifestyle atau gaya hidup yang tidak sehat.
Mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junkfood ternyata juga dapat memengaruhi kesehatan kulit.
Baca juga: Perbaikan Jaringan Tubuh atau Kulit Rusak dan Cacat, Operasi Bedah Plastik Bisa Jadi Solusi
Selain itu kebiasaan tidak menggunakan sunscreen juga saat berada di ruang terbuka juga dapat merusak kulit. Dan masih banyak lagi.
"Mau anti aging tapi makan junk food, apa yang bisa diterima kalau makan itu. Maraton tidak pakai sunscreen (juga merusak kulit), kebiasaan berhubungan dengan lifestyle," ungkapnya dalam acara pembukaan resmi cabang klinik Dermalogia di senopati Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Kedua, pemilihan skincare yang salah juga dapat merusak kulit.
Orang umumnya suka mendiagnosis sendiri saat menggunakan skincare, tanpa menanyakan pada ahli.
Padahal, bisa saja skincare yang digunakan tidak cocok untuk kulit dan malah memunculkan masalah.
Ketiga, gunakan produk kecantikan tidak secara berlebihan
"Jangan terlalu berlebihan. Sesuatu yang berlebihan tidak baik. Sesuatu berlebihan tidak bagus, harus mengerti diri sendiri," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, dr Arini ungkap pentingnya menjaga penampilan demi produktifitas dan kesuksesan.
Karenanya, Dermalogia turun berpartisipasi dalam pemberdayaan perempuan Indonesia.
Mengakui peran penting penampilan Perempuan dalam kesuksesan professional dan kepercayaan diri.
"Tim kami tidak hanya mencerminkan keunggulan dalam bidangnya masing-masing tetapi juga melayani dengan cinta dan dedikasi, mencerminkan semangat Hari Kartini," kata Dr. Arini Widodo.
Di lingkungan profesional saat ini, penampilan yang baik bukan hanya sekadar ciri, namun sebagai suatu alat pemberdayaan.
Studi dari Harvard menunjukkan bahwa individu yang dianggap memiliki kecantikan di atas rata-rata cenderung menghasilkan lebih banyak dari pada rekan-rekan mereka.
Demikian pula, temuan dari Universitas Buffalo menunjukkan bahwa individu yang menarik memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.
Menerima evaluasi yang lebih baik, dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi di berbagai profesi.
Hal tersebut menegaskan pentingnya penampilan perempuan di lingkungan profesional.
Menekankan perlunya individu untuk mengoptimalisasi kecantikan alamiah mereka dengan percaya diri.