Kemungkinan perubahan itu terlihat dari masih terusnya elit-elit parpol dalam menjajagi koalisi.
PDIP misalnya, yang saat ini sedang rajin melakukan safari politik ke elit parpol lain.
"Jika PDIP bisa menggaet satu teman koalisi atau lebih, maka empat gugus ini bisa terbongkar dan berupa bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan 2 gugusan saja. Dan yang melakukan penjajagan koalisi ini tidak hanya PDIP saja. Gerindra, Golkar, PKB, PKS dan parpol lainnya juga masih intens melakukannya.," katanya.
Jadi empat gugus ini akan berubah bentuk menjadi 3 gugus atau bahkan hanya dua gugus saja, sangat mungkin terjadi.
Masih belum pasti
Menurut Abdul Hakim, pertanyaan bukan siapa yang menjadi lawan Anies, namun parpol mana yang sudah definitif mencalonkan Anies?
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada satupun parpol yang secara formal sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Meski Nasdem, Demokrat, dan PKS disebut-sebut akan mendukungnya, namun hingga saat ini tiga parpol ini masih cukup sulit untuk mencapai titik kesepakatan dalam berkoalisi. PKS misalnya, yang masih terus bergerilya ke parpol lain untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan lainnya," ujarnya.
Lebih jauh, Abdul Hakim juga membedah lebih jauh siapa saja yang paling berpeluang jadi capres.
"Ada dua variabel yang bisa kita jadikan rujukan untuk menghitung peluang tokoh yang bisa diusung menjadi capres. Pertama dari sisi elektoral melalui kaca mata survei. Dan yang kedua melalui potensi mendapatkan bording pass pencapresan dari 9 parpol berkursi di DPR RI sebagai pemegang tiket."
"Dari sisi elektoral, hingga saat ini ada tiga tokoh yang selalu masuk dalam tiga besar kandidat yang memiliki tingkat eleksi terbaik. Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies baswedan. Tiga nama ini menjadi kelompok terdepan yang jauh meninggalkan kandidat-kandidat lain yang banyak beredar saat ini."
Ia mengungkapkan, dari hasil survei SSI yang dilakukan Juli 2022 lalu misalnya, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 25.08%,
Disusul Ganjar sebesar 20.83% dan Anies sebesar 20.75%. Tiga kandidat ini menjadi kelompok terdepan dalam balapan menuju 2024 dari sisi elektabilitas.
Sementara kandidat yang lain, jauh tertinggal dibelakang.