TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru saja melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022).
Dalam kesempatan itu, Anies disambut langsung oleh AHY, beserta pengurus dan para kader DPP Demokrat.
Sebagaimana diketahui, Anies merupakan bakal calon presiden (capres) 2024 dari Partai NasDem.
Setelah Anies diusung jadi Capres, NasDem dinilai tak bisa langsung membawa capres-nya ke Pemilu 2024.
Menurut Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain.
Hal itu, dimaksudkan agar mencapai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dan bisa mengusung calon presiden.
Baca juga: Anies Baswedan Puji Kinerja Pemerintahan Saat SBY Jabat Presiden: Mas AHY Meneruskan Tradisi Itu
"Deklarasi pencalonan presiden Anies Baswedan oleh Partai Nasdem tidak secara otomatis menjamin langkah Gubernur DKI tersebut akan mulus melengggang sebagai kontestan di pemilihan presiden 2024 mendatang," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jumat (7/9/2022).
Mengenai presidential threshold, telah diatur dalam Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Dalam Pasal 222, menyebutkan partai politik atau gabungan partai politik harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari suara sah nasional pada Pemilu sebelumnya.
Sementara itu, NasDem memiliki 59 kursi DPR RI.
Berdasarkan perolehan suara pada 2019-2024, NasDem mendapat 12.661.792 suara atau 9,05 persen.
Artinya, dukungan dari partai lain diperlukan untuk mengusung Anies sebagai Capres 2024.
"Bukan hal mudah menggenapkan dukungan tersebut," ucap Bawono.
Sementara itu, Pengamat Politik, Adi Prayitno, mengatakan Anies Baswedan berpeluang diusung sebagai capres oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilpres 2024.
Adi menyatakan, ketiga partai itu, terlihat telah menjalin komunikasi politik untuk membangun koalisi.
"Kalau melihat kecenderungan terbuka bagi PKS, Nasdem, plus Demokrat yang sudah menjajaki koalisi ini. Tiga partai ini sudah 20 persen (memenuhi presidental threshold)," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).
Dari penghitungan KPU, jumlah total suara Pileg 2019 untuk pemilihan anggota DPR sebanyak 139.970.810 suara.
Di mana Nasdem memperoleh 59 kursi, jumlah suaranya sebanyak 12.661.792 (9,05 persen).
Kemudian, Demokrat: 54 kursi dengan jumlah suara: 10.876.057 (7,77 persen) dan PKS, yakni 50 kursi yang jumlah suaranya 11.493.663 (8,21 persen).
Baca juga: AHY Ngaku Sering Bertemu Anies Bahas soal Perubahan Tapi Tak Banyak Diketahui Publik
Adi menilai, Nasdem harus segera meyakinkan PKS dan Demokrat untuk mematangkan koalisi demi mengusung Anies sebagai capres.
Namun, Adi berpendapat, ada kendala nantinya, yakni penentuan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies
Adi mengatakan, Demokrat berkepentingan untuk memasang ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Karena itu, kata Adi, Nasdem perlu menjalin komunikasi intensif dengan Demokrat perihal cawapres yang akan mendampingi Anies.
Di sisi lain, Adi menilai, PKS terlihat tak mensyaratkan cawapres dari kader mereka untuk mengusung Anies sebagai capres.
"Tapi overall peluang Nasdem, Demokrat, dan PKS tetap besar untuk mengusung Anies sebagai capres di Pilpres 2024," tutur Adi, dilansir Kompas.com.
Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022) pagi.
Setelah pertemuan selesai, Anies mengatakan, mendapat sambutan yang baik dari Demokrat.
Anies juga menyebut, pertemuan tersebut akan menjadi awalan yang baru dan berkelanjutan.
"Dengan obrolan yang sudah kita lakukan tadi, Insyaallah nanti akan ada kelanjutannya."
"Dan harapannya, kelanjutannya itu akan membuat arah untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik ke depan," kata Anies di halaman Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022).
Setelah Bertemu Demokrat, Anies Sebut akan Komunikasi ke PKS, Singgung Soal Aliran Baru
Ketika bertemu AHY dan kader Demokrat pada Jumat (7/10/2022) siang, Anies menjelaskan, dirinya akan melanjutkan komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kita semua sedang dalam percakapan, apa yang sudah dilakukan oleh Partai NasDem, sekarang kita berbicara juga dengan teman-teman di Demokrat."
"InsyaAllah, nanti percakapan juga meluas dengan PKS yang mudah-mudahan, nanti membangun sebuah aliran baru di dalam kita membangun Indonesia lebih baik," kata Anies.
Baca juga: Setelah Sambangi AHY, Anies Baswedan Buka Kemungkinan Temui PKS: Kami Semua dalam Percakapan
Percakapan ini semua, kata Anies, adalah bagian dari tanggung jawab bersama.
"Kita memiliki tanggun jawab yang sama untuk membuat Indonesia lebih baik. kita semua ingin menjalankan amanat ini, apapun amanat yang diembankan dengan sebaik-baiknya," ucap orang nomor satu di DKI Jakarta ini.
Dalam pertemuan itu, Anies juga menyatakan siap bergerak bersama AHY menuju Pemilu 2024.
"Tadi, saya sampaikan saya merasa terhormat, ketika kita merencanakan sebuah silaturahmi, kita akan berdiskusi, saya membayangkan berjumpa dengan beberapa pengurus, ternyata beberapanya Demokrat itu luar biasa, begitu hangat sambutannya," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat siang.
"InsyaAllah, ini penanda bahwa kita siap untuk jalan bersama-sama. Bahwa keinginan untuk jalan itu bukan dari keingian puncak, keinginan jalan bersama adalah keinginan yang bergerak dari seluruh arah," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rizki Sandi Saputra, Kompas.com/Fitria Chusna Farisa/Rakhmat Nur Hakim, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Bursa Capres