News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

PROFIL AHY yang Ditemui Anies Baswedan, Lepaskan Karier di TNI Kini Pimpin Demokrat

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan (kiri) bertemu dengan AHY (kanan) di Kantor DPP Demokrat pada Jumat (7/10/2022). Inilah profil Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang ditemui capres 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan. AHY adalah Ketua Umum Demokrat.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, sosok Ketua Umum Partai Demokrat yang ditemui Anies Baswedan.

Calon presiden (capres) dari Partai NasDem, Anies Baswedan menemui AHY di Kantor DPP Demokrat pada Jumat (7/10/2022).

Anies Baswedan tiba di kantor DPP Demokrat sekira pukul 10.30 WIB dan langsung disambut AHY bersama ratusan para kader Demokrat yang telah menantinya.

Yel-yel Anies Baswedan-AHY pasti menang ramai disuarakan para kader Demokrat.

Jamak diketahui, AHY merupakan putra sulung dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kini, ia memimpin Partai Demokrat setelah menanggalkan karier menterengnya sebagai perwira TNI.

Baca juga: Pengamat Nilai AHY Lebih Berpeluang Jadi Cawapres Dampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024

Selengkapnya, inilah profil AHY sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Biodata AHY

Dikutip dari jakarta.kpu.go.id, AHY lahir di Bandung, Jawa Barat pada 10 Agustus 1978.

Dengan demikian, AHY saat ini berusia 44 tahun.

AHY menikah dengan artis Annisa Pohan pada 8 Juli 2005 dan dikaruniai seorang putri.

Putra sulung SBY dengan Kristiani Herrawati ini merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang.

Dikutip dari situs agusyudhoyono.com, AHY memiliki tiga gelar akademik yaitu Master of Science in Strategic Studies di Nanyang Technological University, Singapura pada 2006.

Juga gelar Master in Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat pada 2010.

Terakhir gelar Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University, Amerika Serikat.

Baca juga: PKS Godok 5 Nama Cawapres Anies Baswedan: Ada AHY, Khofifah, Aher hingga Ganjar Pranowo

2. Karier TNI AHY

Agus Harimurti Yudhoyono saat masih berkarier di TNI dan menjabat Komandan Batalyon Infanteri 203 Mekanis/Arya Kamuning dengan pangkat Mayor Infanteri membuka secara resmi Pekan Seni dan Kreatifitas 203, di lapangan Yonif 203/Ak, Jatiuwung Kota Tangerang, yang digelar dalam rangka hut kesatuan tersebut yang ke 62, Sabtu (3/9). (warta kota/nur ichsan)

Sebelum terjun ke dunia politik, AHY sempat berkarier sebagai militer profesional di TNI.

Bahkan kakak dari Eddy Baskoro Yudhoyono (EBY) ini memiliki karier mentereng di TNI.

Mulanya, ia menempuh studi di Akademi Militer dalam kurun waktu 1997-2000.

AHY menjadi lulusan terbaik dari Akmil dan meraih penghargaan Presiden RI Bintang Adhi Makayasa.

Penghargaan Adhi Makayasa merupakan bentuk apresiasi terhadap lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Polri.

Dikutip dari kompas.tv, setelah lulus dari Akmil, AHY mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel pada 2001.

Ia kemudian bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada 2002, AHY yang merupakan perwira Brigif Linud 17 Kostrad, menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak.

Ia ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh yang penuh resiko.

Di Aceh, AHY terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus).

Saat berdinas di TNI AD, AHY pernah mengemban tugas operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006.

AHY juga aktif berkontribusi pada transformasi dan modernisasi dalam tubuh TNI.

Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.

Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, di bawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.

Baca juga: Politisi NasDem: Kalau Anies Baswedan Mantap dengan AHY Kenapa Tidak?

3. Karier AHY di Politik

Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat melakukan pendaftaraan di Kantor KPUD DKI Jakarta, Jumat (23/9/2016) malam. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Setelah berkarier di TNI selama 16 tahun, AHY memilih untuk mengundurkan diri pada 2016.

Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Mayor TNI Inf.

Pengunduran dilakukan setelah AHY mendaftarkan diri sebagai calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan berpasangan dengan Sylviana Murni.

Ia bersaing dengan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidajat.

Pasangan ini diusung oleh koalisi empat partai politik yakni Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Berdasarkan rekapitulasi, AHY-Sylviana Murni mendapatkan 937.955 suara atau sekitar 17,05 persen dan tidak lolos ke putaran kedua.

Ketika Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, ia ditunjuk sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma).

Tugasnya, memimpin upaya pemenangan Partai Demokrat pada Pemilukada 2018 dan Pemilu Legislatif 2019.

Dalam Pileg 2019, Partai Demokrat mampu meraih 10.876.507 suara atau 7,77 persen.

Atas prestasinya, AHY ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat pada Oktober 2019.

Selanjutnya, dia ditunjuk secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada 2020 hingga kini.

4. AHY Pernah Ungkap Kudeta Partai Demokrat

Pada 2021, nama AHY sempat menjadi sorotan setelah mengungkapkan adanya gerakan kudeta atau pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Hal ini diungkapkan AHY dalam konferensi pers yang digelar di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat, Senin (1/2/2021).

AHY mengatakan, gerakan politik tersebut mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat

Secara terang-terangan, AHY menyebut, gerakan ini melibatkan lima orang, di mana empat orang ada atau pernah bergabung dengan Partai Demokrat.

Sementara satu orang lainnya adalah pejabat penting pemerintahan atau orang dalam lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Pravitri Retno/Fersianus Waku) (Kompas.tv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini