TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik, Ujang Komarudin, mengatakan deklarasi dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang siap menjadi calon presiden (capres) 2024 disinyalir telah mendapat dukungan dari Istana atau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurutnya, hal tersebut lantaran PDIP tidak memasukkan Ganjar sebagai rencana ke depan dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sehingga, ketika Ganjar berani untuk menyatakan siap jadi capres maka disebut telah melawan keputusan dari PDIP.
"Kalau sudah menyatakan seperti itu artinya kan melawan titah dan perintah dari PDIP."
"Lalu kelihatannya Ganjar bisa jadi mendapat dukungan dari pihak lain, bisa jadi dari Istana. Lalu kelihatannya KIB juga (mendukung Ganjar)," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Respons PDIP soal Ganjar Pranowo Siap Maju Capres: Tak Langgar Aturan, Tegaskan Belum Ada Deklarasi
Ujang pun mengatakan ada konsekuensi yang harus diterima Ganjar seusai deklarasi siap menjadi capres, yaitu keluar dari partai berlambang banteng itu.
"Maka ya konsekuensinya ya digebuk oleh PDIP karena tidak taat oleh PDIP dan satu-satunya jalan ya keluar (dari PDIP), harus cari perahu atau tiket lain," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar telah menyatakan siap maju dalam Pilpres 2024.
Hal tersebut dikatakannya saat diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi swasta, Selasa (18/10/2022).
"Untuk bangsa dan negara ini, apa sih yang kita tidak siap," ujar Ganjar.
Namun, seusai menyatakan hal tersebut, Ganjar tampak ragu karena kemudian dirinya mengatakan partai politiklah yang memutuskan dan mendeklarasikan capres pilihan yang akan maju.
"Saya tidak tahu apakah partai cukup percaya dengan saya," tutur Ganjar.
Pernyataan Ganjar ini pun juga telah ditanggapi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Dikutip dari Kompas TV, Hasto meminta pernyataan Ganjar tersebut tidak dijadikan gimmick politik.
Hasto menganggap ketika menjadi kader sebuah partai maka wajib untuk melaksanakan tugas dari partai yang bersangkutan.
"Ya karena di dalam berpartai seperti itu semua siap ditugaskan, tetapi untuk presiden dan wapres skala prioritas kali ini adalah membantu Presiden Jokowi dalam persoalan ekonomi dengan turun ke bawah," kata Hasto.
Baca juga: Komarudin Watubun: Disiplin Partai Berlaku Bagi Semua Anggota Partai, Termasuk Ganjar Pranowo
Namun, Hasto juga menganggap pernyataan Ganjar itu tidak melanggar aturan karena masih menggunakan diksi 'kalau ditugaskan'.
"Pak Ganjar kan bicara kalau ditugaskan. Ya kalau. Dalam konteks seperti ini kita kan berbicara bahwa skala prioritas saat ini semua kader partai turun ke bawah untuk mengejar prestasi yang setinggi-tingginya di tengah rakyat," katanya pada Rabu (19/10/2022), dilansir Tribunnews.com.
Lebih lanjut, Hasto menilai Ganjar masih memegang prinsip etika politik internal partai.
Hal ini, katanya, menandakan Ganjar masih sadar dirinya kader PDIP.
"Artinya setiap kader partai tidak bisa menyatakan dirinya 'saya sebagai capres'," tegasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)(YouTube Kompas TV)
Artikel lain terkait Bursa Capres