Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunissa Nur Agustyati mencatat masih banyak alokasi kursi daerah pemilihan yang tidak ideal dengan jumlah konstituen.

Menurutnya, daerah pemilihan sebagai media representasi konstituen dengan wakilnya perlu dilihat dari sisi proporsionalitas.

“Warga Jawa Barat misalnya yang penduduknya mungkin hampir 50 juta, 91 orang itu sudah mampu enggak mewakili warga Jawa Barat termasuk juga dengan provinsi yang lainnya,” kata Khoirunissa dalam Netgrit Podcast Berebut Kursi Parlemen Melalui Penataan Dapil dan Alokasi Kursi, Rabu (26/10/2022).

Ninis, sapaannya, menegaskan proses dari alokasi kursi dapil masih belum betul-betul mencerminkan representasi atau setara antar Provinsi.

Baca juga: Kembali Berpolitik, Pasha Ungu Incar Kursi DPR RI Dapil 3 DKI Jakarta

“Karena ada provinsi yang kursinya kurang, ada provinsi yang kursinya lebih gitu. misalnya daerah yang pernah mekar ya contoh Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan kan waktu itu pernah mekar menjadi Sulawesi Barat. Harusnya kan ya kalau namanya daerah mekar daerahnya lepas gitu ya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ninis mencontohkan Depok yang masuk dalam dapil Jawa Barat 6 harus betul-betul merepresentasikan Depok dan Bekasi.

Kata dia, prinsip yang disampaikan harus sesuai dengan apa komunitas yang ada di sana.

Baca juga: Muzani Boyong Anggota DPR Dapil Jabar Bertemu Ridwan Kamil

“Misalnya ada wilayah-wilayah misalnya di Kalimantan ada etnis Dayak, Kutai gitu ya, itu terpresentasi tidak dengan wakilnya di daerah pemilihan itu,” katanya.

Kemudian, Jawa Timur dengab jumlah kursi 87 di DPR perlu dihitung kembali tadi dari sisi proporsionallitas apakah sudah sesuai atau belum.