News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

PPP dan Golkar Satu Suara, KIB Dapat Jatah Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (tengajh) dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono usaai melakukan pertemuan di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022). Pertemuan tersebut diskusi ringan terkait langkah KIB ke depan jelang 2024. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Ketua Umum PPP Mardiono setuju Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mendapat jatah capres atau cawapres di Koalisi Besar. 

Menurut dia, dua poros KIB dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) perlu mendapatkan porsi yang sama.

“Tentu setuju, bukan hanya KIB, PPP-nya pun berharap agar PPP juga diberikan kesempatan,” ujar Mardiono di DPP PPP, Rabu (19/4/2023).

Mardiono mengatakan, PPP dulu juga pernah diberikan amanah oleh rakyat untuk menjadi wapres. Yakni salah satu kader terbaiknya Hamzah Haz.

“Tentu semua berharap agar semua ide gagasan perjuangan-perjuangan politik terimplementasikan oleh pelaksana-pelaksana yang akan mengeksekusi dari gagasan-gagasan itu,” kata Mardiono.

Senada dengan PPP,  Partai Golkar juga sebelumnya menyatakan setuju apabila KIB mendapat jatah capres atau cawapres dalam Koalisi Besar nantinya.

Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji ingin Ketua Umumnya, Airlangga Hartato dipertimbangkan untuk menjadi capres dalam Koalisi Besar.

“Sejalan dengan keinginan seluruh kader agar Ketua Umum menjadi calon presiden," ujar saat dihubungi, Selasa (18/4/2023).

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu berharap, dengan Ketua Umum menjadi capres koalisi besar, suara partai lebih mudah dikonsolidasikan. 

Soal bagaimana negosiasinya, Sarmuji menyerahkan mandat penuh kepada Ketua Umum sesuai hasil Munas.

"Munas telah memberikan mandat kepada Ketua Umum untuk menentukan proses pilpres," tegas Sarmuji.

Sarmuji juga setuju pilihan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bergabung dengan koalisi besar dapat terwujud karena didukung oleh mesin partai yang kuat.

Baca juga: KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal Jadi Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

KIB perlu mendorong kader internal mereka untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar. 

Hal ini sebagai bagian dari power sharing dengan koalisi lain yang akan melebur menjadi Koalisi Besar.

Sebelumnya, Pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai, wacana Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bergabung dengan koalisi besar dapat terwujud. 

Sebab, didukung oleh mesin partai yang kuat. 

Menurut dia, KIB perlu mendorong kader internal untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar.

"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar Ikhwan, Selasa (18/4/2023).

Arif mengatakan rekomendasi capres atau cawapres dari KIB mempermudah wacana peleburan koalisi besar semakin terwujud. 

Arif mengatakan peleburan KIB-KIR menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Jokowi. 

Restu Jokowi pun, lanjutnya, akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar. 

Kekuatan ini dinilai mampu menghadapi PDIP meski Jokowi adalah kader PDIP. 

Artinya, ujar Arif, koalisi besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal yang mengusung capres. 

"PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," tambahnya. 

Arif menambahkan, PDIP menyadari mereka berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk.

Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah.

"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," lanjutnya.

Di satu sisi, Jokowi merestui capres dari koalisi besar yang sepertinya mengarah ke sosok Prabowo Subianto.

Arif menambahkan, jika restu Jokowi sudah diperoleh Prabowo, bisa saja posisi wakilnya akan jatuh pada KIB, yaitu Airlangga atau bisa saja sebaliknya.

Baca juga: KIB Didorong Perjuangkan Kader Internal Jadi Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

Karena itu, masuknya PDIP dalam wacana peleburan koalisi besar semakin mempersulit konsolidasi partai jika partai itu mendorong capres Koalisi Besar dari kadernya sendiri.

"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," tegasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini