TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru simulasi duel calon presiden pada Pilpres 2024.
Survei LSI menunjukkan Prabowo Subianto berpotensi menang jika berduel dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam survei LSI yang dilakukan pada 12-17 April 2023, tiga besar capres adalah Prabowo, lalu diikuti Ganjar dan Anies.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dari 1.220 responden.
Ia memprediksi Pemilu 2024 dapat berlanjut ke putaran kedua jika Prabowo, Ganjar dan Anies maju sebagai capres.
"Secara ringkas kita bisa berasumsi bahwa apabila 3 nama teratas atau ditambah 1 nama lagi maju sebagai capres, maka dengan data-data tersebut kemungkinan tidak ada pemenang di putaran pertama, dengan demikian presiden ditentukan dengan putaran kedua," kata Djayadi.
Baca juga: 8 Keunggulan Erick Thohir Sebagai Cawapres Menurut ICRC
LSI juga merilis hasil survei mengenai elektabilitas calon presiden (capres) berdasarkan pertanyaan terbuka atau top of mind.
Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di peringkat pertama, disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Pilihan top of mind yang paling tinggi ada di Pak Prabowo Subianto. Disusul oleh Ganjar Pranowo. Lalu Anies Baswedan," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam jumpa pers virtual, Rabu (3/5/2023).
Menurut Djayadi, elektabilitas Prabowo terus menguat sejak Januari 2023.
Sementara Ganjar, elektabilitas kandidat capres yang diusung PDI Perjuangan itu sempat mengalami penurunan dalam medio Februari-April 2023.
Meski belakangan kembali menguat.
"Sementara Anies sebenarnya kalau dibandingkan dengan Januari, itu cenderung mengalami penguatan. Tapi penguatannya enggak setinggi yang dimiliki Pak Prabowo. Sehingga posisinya Prabowo nomor 1, Ganjar nomor 2, Anies nomor 3," imbuh Djayadi.
Berikut elektabilitas bakal capres berdasarkan top of mind versi LSI:
1. Prabowo Subianto: 18,3 persen
2. Ganjar Pranowo: 16,2 persen
3. Anies Baswedan: 13,1 persen
Cawapres
Dalam kesempatan ini, LSI juga merilis temuan mereka tentang hasil jajak pendapat pemilihan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 secara semi terbuka.
Didapati, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil unggul, melewati Menparekraf Sandiaga Uno dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ridwan Kamil dipilih sebanyak 19,5 persen responden survei, kemudian Sandiaga Uno 14,4 persen dan ketiga adalah Agus Harimurti Yudhoyono(AHY) dengan 11,6 persen," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan.
Pada urutan selanjutnya, terdapat sosok Erick Thohir yang mendapat 10,5 persen suara responden, disusul oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yaitu 6,8 persen.
Kemudian ada nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di urutan selanjutnya dengan 4,9 persen suara responden.
"Nama Menko Polhukam Mahfud Md ada setelah Gibran, dengan raihan 4,5 persen dan diikuti oleh Andika Perkasa dan Puan Maharani yang sama-sama mendapat 2,5 persen dari responden survei," jelas Djayadi.
Ia menambahka, nama-nama lain yang beredar sebagai calon wakil presiden pada survei kali ini angkanya diketahui lebih rendah.
Misalnya saja nama Airlangga Hartarto ada di angka 1,6 persen, Muhaimin Iskandar 0,7 persen, dan Zulkifli Hasan 0,2 persen.
Temuan LSI Soal Kondisi Keamanan
Mayoritas masyarakat menilai baik kondisi keamanan dan penegakan hukum nasional.
Hal itu berdasarkan temuan terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang dilakukan pada 12-17 April 2023.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan, sebanyak 59,2 persen responden menilai kondisi keamanan nasional positif.
Sedangkan ada 9,3 persen masyarakat yang menilai kondisi keamanan nasional buruk.
"Yang menilai positif mayoritas ada 59,2 persen, tang menilai positif kalau kita gabungkan antara yang menilai sangat baik dan yang baik," kata Djayadi dalam rilis survei bertajuk 'Peta Elektoral Pilpres dan Antisipasi Putaran Kedua', Rabu (3/5/2023).
"Jadi kondisi keamanan dianggap sangat baik oleh masyarakat, dan kita lihat kalau dari trennya selama hampir 20 tahun terakhir sejak 2004 hingga sekarang tren terhadap penilaian kondisi keamanam selalu positif," imbuhnya.
Sementara itu kondisi penegakan hukum nasional juga dinilai positif oleh publik.
Sebanyak 45,5 persen masyarakat memandang baik kondisi penegakan hukum nasional dan 19,5 persen menilai buruk.
Dijelaskan Djayadi, kondisi penegakan hukum nasional turut mengalami tren peningkatan.
Di mana pada survei yang dilakukan LSI pada Februari 2023 lalu, yang menilai positif kondisi penegakan hukum ada di angka 35 persen.
"Sedangkan yang menilai negatif itu menurun juga secara signifikan dari 29,6 persen pada Februari menjadi 19,5 persen pada April, penurunan yang signifikan," tandasnya.
Adapun survei itu dilakukan LSI pada 12 sampai 17 April 2023. Populasi dari survei ini dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden.
Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.