News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Cak Imin Blak-blakan Cerita KIB Pecah dan Kronologi Golkar Dekati Prabowo

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut retaknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) membuat pembicaraan capres dan cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) belum selesai.

"Andai saja KIB tidak pecah, tidak pisah. Kita mungkin sudah selesai (pembicaraan capres-cawapres Gerindra-PKB). Tapi ini kan peluang karena Golkar tidak ada KIB peluang untuk mengajak (terbuka)," kata Cak Imin di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (22/5/2023).

Seperti diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB saat ini pecah setelah PPP memilih mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Sementara dua anggota KIB lainnya yakni Golkar dan PAN belum menentukan sikap.

Baca juga: Peta Koalisi Masih Dinamis tapi Cak Imin Meyakini PAN Tidak Akan Gabung Koalisi Perubahan

Sementara KIR atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya saat ini terdiri dari dua partai politik yakni PKB dan Gerindra.

Cak Imin mengungkapkan ada peluang Golkar bisa diajak bergabung koalisi Gerindra-PKB.

"Ada peluang Golkar bisa diajak, kalau Golkar menutup diri tentu kita berhenti disitu (Pembicaraan capres-cawapres KIR). Karena kita realistis semakin banyak semakin bagus," jelasnya.

Cak Imin juga mengungkapkan awal mula Partai Golkar berinisiatif bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Tapi kira-kira ada inisatif dari Golkar untuk bergabung ke KIR. Inisiatif itu diawali pertemuan Pak Prabowo dengan Airlangga Hartarto," kata Cak Imin.

Kira-kira peluang Airlangga Hartarto menjadi cawapresnya Prabowo ada nggak.

Itu pertanyaan pertama, kata Cak Imin.

"Dijawablah oleh Pak Prabowo kalau mau jadi cawapres saya. Tentu penentunya adalah PKB. Ngomong sama sana. Kira-kira awalnya dari situ," sambungnya.

Kemudian Cak Imin bercerita pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Ngomonglah saya dengan Pak Airlangga berdiskusi. Kesepakatannya ada dua hal. Alangkah indahnya kalau kita menjadi pilar dengan siapapun misalnya Gerindra, PKB, Golkar. Artinya ada kesamaan untuk bersama," lanjutnya.

Yang kedua, kata Cak Imin, ada tidak izin dari PKB kalau Airlangga berpasangan dengan Prabowo.

"Saya bilang opsi itu boleh saja muncul, toh keputusan kita masih panjang. Tapi masuk dulu saya bilang, nanti kalau sudah di KIR kita duduk satu meja," jelasnya.

Mana yang paling mungkin, kata Cak Imin, yang penting tiga pilar koalisi ini yang menentukan ke depan.

"Kira-kira begitu diskusinya," ujarnya.

"Pada diskusi tiga pilar ini, banyak opsi untuk cawapres menjadi sama-sama berpeluang, antara Airlangga atau saya," sambungnya.

Menurut Cak Imin dirinya membuka diskusi agar Partai Golkar bisa bergabung dahulu ke KIR.

"Saya lebih membuka diskusi yang penting gabung dulu. Saya tidak bilang harga mati (Jadi cawapres Prabowo). Siapa tahu surveinya lebih bagus Airlangga dibandingkan saya atau sebaliknya. Itukan opsi yang akan kita lihat sampai bulan Agustus kira-kira," tegasnya.

Meskipun saat ini kata Cak Imin prinsip PKB di KIR, harus salah satu capres atau cawapres.

"Itu Pak Airlangga pahami dari situ menjadi sangat intens dan terbuka opsi-opsi kebersamaan dengan tiga pilar ini," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini