TRIBUNNEWS.COM - Relawan Ganjar Pranowo Center (GP Center) melaporkan Anies Baswedan ke Mabes Polri dengan dugaan menyebarkan berita bohong atau hoaks saat berpidato pada acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu (20/5/2023).
Anies Baswedan membandingkan pembangunan jalan nasional di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya.
Apabila merujuk data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan nasional non-tol pada kepemimpinan Presiden SBY di tahun 2004 mencapai 34.629 kilometer.
Pada Desember 2014, tercatat jalan nasional non-tol menjadi 38.570 kilometer.
Artinya, jalan nasional non-tol di era SBY bertambah sekira 3.941 kilometer.
Baca juga: Isi Pidato Anies Baswedan yang Buat Relawan Ganjar Pranowo Geram hingga Melapor ke Mabes Polri
Selanjutnya, Kementerian PUPR mencatat panjang jalan nasional non-tol hingga akhir 2021 mencapai 46.965 kilometer.
Melansir laman TribunJakarta.com, hal ini menunjukkan jalan nasional non-tol yang dibangun di era Presiden Jokowi bertambah hingga 8.395 kilometer.
Data Kementerian PUPR menunjukkan pembangunan jalan nasional non-tol di era Presiden Jokowi lebih masif dibandingkan zaman SBY.
Meski demikian, pernyataan Anies tak sepenuhnya salah.
Pasalnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal berbeda dibandingkan data Kementerian PUPR.
Dari catatan BPS, panjang jalan nasional non-tol tahun 2004 mencapai 34.628 km, kemudian bertambah menjadi 46.432 km di tahun 2014.
Pada tahun 2021, panjang jalan nasional non-tol kembali bertambah menjadi 47.017.
Hal tersebut dapat diartikan jalan nasional non-tol di era SBY bertambah 11.804 kilometer dan di zaman Jokowi hanya bertambah 585 kilometer.
Data BPS ini disinyalir digunakan Anies untuk ‘menyerang’ Presiden Jokowi.
Isi Pidato Anies Baswedan saat Menyerang Presiden Jokowi
Bakal capres 2024, Anies Baswedan, berpidato di acara hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Pada pidatonya tersebut, Anies Baswedan membandingkan pembangunan jalan nasional di masa pemerintahan SBY lebih banyak di bandingkan era Presiden Jokowi ini.
Dirinya juga menyebutkkan bahwa pemerintahan harus lebih banyak membangun infrastuktur agar dapat dirasakan masyarakat luas, dan di masa SBY banyak sekali pembangunan jalan yang tidak berbayar.
Baca juga: Setelah Ganjar, Giliran Hasto Kristiyanto Balas Sindiran Anies, Singgung soal Kultur Kepemimpinan
"Sedangkan jalan yang tak berbayar yang digunakan oleh semua secara gratis, yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa ke perkotaan, yang membawa produk-produk pertanian,"
"Selain itu, membawa juga produk-produk perkebunan perikanan dari sentra-sentral tempat mereka dihasilkan ke wilayah-wilayah pasar, baik jalan nasional, Jalan provinsi ataupun Jalan Kabupaten terbangun 19.000 KM di pemerintahan ini," kata Anies Baswedan, Sabtu (20/5/2023).
Rinciannya, 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar yang ada di Indonesia dibangun di era pemerintahan Jokowi. Yakni sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km.
"Jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat," kata Anies.
Di mana di era SBY dikatakan Anies lebih banyak membangun jalan nasional.
"Di pemerintahan ini (era Presiden Jokowi) membangun jalan nasional sepanjang 590 km, di era 10 tahun sebelumnya (di era SBY pembangunan jalan nasional) mencapai 11.800 KM."
"20 kali lipat (lebih banyak di era SBY)," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Pondra Puger, Garudea) (TribunJakarta.com/Dinosius)