TRIBUNNEWS.COM, - Bakal calon presiden Anies Baswedan akan tiba di Tanah Air pada malam ini di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah dirinya menjalani ibadah haji.
Kedatangan Anies direncanakan akan disambut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Iya, benar, Mas AHY akan menyambut kedatangan Mas Anies di Indonesia malam ini. Rencananya, Mas AHY akan tiba di bandara menjelang pukul 01.00 WIB, sebelum Mas Anies mendarat," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Puan Maharani Mengaku Tidak Bicara Soal Politik Saat Bertemu Anies Baswedan di Tanah Suci
Menurutnya, AHY akan didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya saat menyambut Anies.
Anies merupakan bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). KPP merupakan bentukan Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
Tak Buru-buru Umumkan Cawapres
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Taufik Basari, mengungkapkan pengumuman calon wakil presiden (cawapres) masih menunggu kesepakatan dengan Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurutnya, tidak ada kebutuhan untuk terburu-buru dalam mengumumkan cawapres mengingat dinamika politik yang masih terus berjalan.
Ia menjelaskan, NasDem secara cermat mengikuti perkembangan politik yang ada, dan pengumuman cawapres akan disampaikan saat momentum yang tepat.
"Pengumuman cawapres tentunya kita akan diskusi dengan mas Anies untuk menentukan kapan akan disampaikan tetapi kita tidak merasa perlu untuk terburu-buru karena bagaimanapun dinamika masih terus berjalan," kata Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Ketika ditanya apakah nama cawapres sudah dikonkritkan, Taufik menegaskan bahwa keputusan tersebut akan sepenuhnya diserahkan kepada Anies Baswedan.
Menurutnya, baik penentuan maupun pengumuman Cawapres akan menjadi kewenangan Anies Baswedan.
"Kita serahkan kepada Mas Anies ya baik itu untuk menentukan ataupun untuk mengumumkan. Jadi menentukan mengumumkan semuanya kita serahkan ke Mas Anies," ungkapnya.
Terkait dengan partisipasi partai politik lain dalam penentuan cawapres, Taufik Basari menjelaskan, keputusan yang diambil oleh Anies Baswedan akan melalui diskusi dengan partai-partai politik terkait.
"Ya tentunya ketika nanti Mas Anies akan menentukan ya itu pasti akan didiskusikan terlebih dahulu, lagi, kepada partai-partai politik," pungkasnya.
Lebih Cocok dengan Khofifah
Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil survei terbarunya, kali ini terkait dengan simulasi pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres).
Dalam survei itu, bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dibuat simulasi dengan tiga sosok yang potensi mendampingi sebagai cawapres.
Adapun sosok tersebut yakni, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa.
Dari hasil itu, Anies Baswedan lebih mujur jika berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa yakni berhasil meraup suara 21,0 persen dari responden LSI.
Meski demikian, kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, pasangan Anies-Khofifah tetap kalah dengan pasangan Ganjar-Erick dan Prabowo-Cak Imin.
"Ganjar-Erick Thohir 34,0 persen, unggul atas Prabowo-Muhaimin 30,7 persen, sementara Anies-Khofifah 21,0 persen. Sekitar 14,2 persen belum menunjukkan pilihannya," kata Djayadi saat menyampaikan hasil surveinya, Selasa (11/7/2023).
Hasil lain didapatkan Anies Baswedan jika berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hasil tersebut lebih rendah jika berpasangan dengan Khofifah.
Baca juga: Pengumuman Cawapres Tunggu Anies Baswedan, NasDem: Dinamika Politik Masih Terus Berjalan
Dimana hasil survei Anies-AHY hanya meraup 19,7 persen. Lagi-lagi Anies kalah jika harus berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo.
Sementara, saat dipasangkan dengan Yenny Wahid, perolehan suara Anies Baswedan lebih merosot lagi yakni hanya 18,2 persen.
Pasangan Anies-Yenny tertinggal dari pasangan Ganjar-Sandiaga Uno dengan perolehan 35,1 persen dan Prabowo-Gibran dengan 33,9 persen.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil temuan terbarunya terkait dengan elektabilitas sosok yang bakal maju sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 mendatang.
Dari hasil survei bertajuk 'Peta Kompetisi Pilpres dan Sikap Publik terhadap Isu-Isu Nasional' itu, LSI menyajikan dalam dua simulasi.
Adapun simulasi yang pertama yakni 19 nama sosok yang memiliki elektabilitas sebagai calon presiden.
Hasilnya, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ungguli beberapa nama, termasuk Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Prabowo paling banyak dipilih 25,3 persen, kemudian Ganjar 25,1 persen, Anies 15,4 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Selasa (11/7/2023).
Diurutan selanjutnya, dihuni oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan tingkat elektabilitas 4,3 persen, serta nama-nama seperti Erick Thohir, Mahfud MD hingga Sandiaga Salahuddin Uno yang masing-masing hanya mendapat elektabilitas di bawah 4 persen.
"Ridwan Kamil 4,3 persen, dan nama lainnya kurang dari 4,0 persen. Sekitar 9,8 persen belum menunjukkan pilihannya," kata Djayadi.
Saat nama tersebut dikerucutkan menjadi tiga nama, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali menempati urutan nomor satu.
Prabowo berhasil meraup suara responden LSI sebanyak 35,8 persen unggul sekitar 3,0 persen dari Ganjar Pranowo dan 14,0 persen dari Anies Baswedan.
"Prabowo paling banyak dipilih 35,8 persen, kemudian Ganjar 32,2 persen, dan Anies 21,4 persen. Sekitar 10,6 persen belum menunjukkan pilihannya," ucap dia.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 1-8 Juli 2023. Adapun target populasi survei ini merupakan warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Baca juga: Nama Puan Maharani hingga Yenny Wahid Masuk Radar Bacawapres untuk Anies Baswedan
Seluruh populasi yang dipilih merupakan mereka yang memiliki telepon atau cellphone yakni sekitar 83 perse dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel terhadap populasi itu sendiri dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD tersebut sebanyak 1242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Adapun margin of error (MoE) dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.