TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Pertahanan, Kusnanto Anggoro menilai salah satu keunggulan Bakal Calon Presiden atau Bacapres Ganjar Pranowo adalah memiliki karakter seperti Presiden Jokowi.
Hal tersebut yang membuat kelompok milenial kampus menilai Ganjar Pranowo capres ideal.
Hal ini disampaikan Kusnanto saat menjadi narasumber di acara rilis survei nasional Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk 'Capres Pilihan Millenial Kampus' di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Ganjar Bicara Generasi Muda Yang Hadapi Banyak Tantangan: Kemajuan Harus Dipacu Lewat Pembaharuan
"Menurut saya, keunggulan Ganjar lebih karakternya yang hampir mendekati Presiden Jokowi," kata Kusnanto.
Selain itu, kata Kusnanto, kelebihan Ganjar Pranowo adalah memiliki pengalaman sebagai politisi saat bekerja di DPR dan kepala daerah.
"Meski Anies juga berangkat dari latar yang sama, tetapi hasil survei dari kalangan kritis kampus ini memperlihatkan realitas yang berbeda.
Atau begitu pula Prabowo Subianto yang bisa dipahami oleh sebab pengalamannya belum begitu teruji sebagai kepala daerah,” tandas Kusnanto.
“Ya tentu saja, ini masih sangat dinamis dan selisihnya saya kira tidak berbeda jauh dengan survei-survei lainnya. Tetapi yang menarik adalah indikator yang disajikan oleh LPI yang berbeda dengan riset mengenai preferensi dukungan dari lembaga survei lainnya," tutur Kusnanto.
Pada kesempatan itu, Dewan Pakar The Habibie Center Indria Samego menilai elektabilitas para capres masih dinamis dan belum ada kepastian.
Hanya saja Indria berharap siapapun yang terpilih harus melanjutkan pembangunan era Jokowi dan melakukan perbaikan sehingga tidak perlu melakukan dikotomi antara diksi keberlanjutan dan perbaikan.
"Siapapun terpilih, secara demokratis bisa diterima dan secara politis tidak ada pihak yang terlalu dirugikan. Yang terpenting, di dalamnya harus ada kelanjutan dan perbaikan," pungkas Indria.
Diketahui, survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menjadi capres ideal versi milenial kampus.
Ganjar mengungguli dua pesaingnya, yakni Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Bacapres Anies Baswedan.
"Dari semua indikator yang diukur, Ganjar unggul dengan angka 36,18 persen, Prabowo Subianto mendapat nilai 33,75 persen, dan Anis Baswedan mendapat nilai 30,07 persen," ujar Direktur LPI Boni Hargens di acara launching survei nasional LPI bertajuk 'Capres Pilihan Millenial Kampus' di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).
Survei itu menyajikan sejumlah indikator, yaitu rekam jejak, integritas, kompetensi, skill, leadership, nasionalisme, dan keselarasan dengan leadership presiden Jokowi.
Dari aspek rekam jejak, kata Boni, Ganjar unggul dengan angka 37,44 persen, disusul Prabowo Subianto 34,38 persen dan Anies Baswedan 28,18 persen.
Begitu juga dengan aspek integritas, Ganjar 36,27 persen, Prabowo Subianto 33,93 persen dan Anies 29,80 persen.
"Hampir semua indikator disapu bersih oleh Ganjar Pranowo. Yang paling tinggi adalah indikator keselarasan dengan leadership Presiden Jokowi di mana 44,51 persen kaum millenial kampus menilai Ganjar selaras dengan leadership Jokowi, Prabowo Subianto 34,61 persen dan Anies Baswedan 20,89 persen," tutur Boni.
Survei nasional LPI dilakukan pada 5 sampai 11 Juli 2023 yang bertujuan menggali pandangan milenial kampus tentang Calon Presiden Ideal.
Milenial kampus yang dimaksud dalam survei ini adalah kelompok anak muda yang berpendidikan tinggi (D3, S1, S2, S3) memiliki rentang umur dari 27 tahun sampai 42 tahun yang secara sadar dan aktif mengamati isu nasional dan memiliki pandangan mandiri terhadap isu-isu politik yang terjadi menjelang pemilu 2024, setidaknya selama semester pertama tahun 2023.
Populasi survei ini adalah para milenial kampus seperti mahasiswa S2 dan S3, peneliti, dosen, akademisi, dan para civitas akademika kampus.
Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling di mana subjek yang ditunjuk sebagai sampel adalah berdasarkan berdasarkan pengelompokkan milenial dari setiap kampus di kota atau provinsi.
Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 700 responden. Margin of error dari sampel tersebut sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan ± 97,2 persen.