“Terima kasih atas dukungan ini. Saya dulu diajak Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia kuat, kalau semua unsur bersatu Indonesia akan gemilang,” ucapnya.
Sementara itu, Budiman berujar mengundang Prabowo ke Kota Semarang untuk menunjukkan perpecahan itu sia-sia.
Perpecahan adalah sekenario untuk membuat bangsa ini terus melihat ke masa lalu dan melupakan masa depan.
Padahal ada masa depan yang akan diisi oleh anak cucu kita.
“Jika Indonesia jadi negara bebas dan adil banyak yang suka. Tapi kalau Indonesia jadi negara maju belum tentu banyak yang suka. Untuk itu tujuan kami ingin menjadikan negara maju dengan cara berdikari seperti yang saya tunjukan bersama Prabowo,” tambahnya.
Tanggung jawab jika disanksi
Sebagai kader aktif PDI Perjuangan, Budiman mengatakan deklarasi Prabu tak membawa nama partai.
Bahkan dia mengatakan secara gamblang, dalam deklarasi dia tidak minta jabatan ataupun uang.
Deklarasi Prabu yang dihadiri ribuan orang dikatakannya merupakan gerakan dari lintas partai dan golongan.
Budiman juga menuturkan masyarakat tak perlu berandai menyoal sanksi dari PDIP, karena hal terebut merupakan konsekuensi.
“Jangan berandai-andai terkait sanksi."
"Ini situasi dinamis, saya pikir kalaupun ini berisiko, saya tidak akan lari dari tanggung jawab,” katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (18/8/2023) sore.
Menurutnya, jika dukungan tersebut dianggap suatu kekeliruan, dia akan bertanggung jawab 100 persen.
Meski demikian, Budiman tak punya prasangka macam-macam kepada PDIP.
Budiman mengatakan, sejak kecil tepatnya kelas 6 Sekolah Dsar (SD) ia sudah masuk bagian PDIP.