News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Denny JA Nilai Membatasi Usia Capres Adalah Kesalahan  

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai ada tiga kesalahan jika gugatan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) mengenai batas usia capres dan cawapres maksimal 70 tahun dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Hal itu disampaikannya menanggapi marak soal munculnya gugatan ke Mahkamah Konstitusi agar usia capres dan cawapres maksimal 65 tahun. 

Di mana, mereka yang lebih dari 65 tahun, dilarang menjadi capres dan cawapres.

"Kesalahan pertama pembatasan maksimal usia capres- cawapres 65 tahun mengabaikan fakta sejarah. Ada contoh nyata presiden yang usianya di atas 65 tahun justru menjadi ikon dunia, seperti kasus Nelson Mandela di atas," kata Denny JA, Kamis (24/8/2023).

Dia pun menilai, Nelson Mandela dihormati sebagai simbol perjuangan anti diskriminasi rasial tingkat dunia. Terlebih, sejak tahun 2009, PBB menjadikan hari ulang tahunnya (18 Juli) sebagai hari internasional: Mandela’s Day.

Selain itu, UNESCO menulis 'Kami merayakan Hari Internasional Nelson Mandela setiap tahun untuk menyoroti warisan seorang pria yang mengubah abad ke-20 dan membantu membentuk abad ke-21'.

Denny menuturkan, Mandela lahir di tahun 1918. Pada tahun 1994, ia terpilih sebagai Presiden Kulit Hitam Pertama di Afrika Selatan. Saat pertama kali menjadi presiden, diusianya 76 tahun.

"Apa jadinya jika ada aturan di sana bahwa batas maksimal menjadi calon presiden 65 tahun. Dunia tak akan pernah memiliki riwayat legenda Nelson Mandela menjadi presiden," ucapnya.

Dia pun menyebut, Nelson Mandela dicatat sejarah berhasil dan menjadi presiden dengan prestasi besar di Afrika Selatan. Mandela juga melahirkan beberapa kontribusi positif sebagai pemimpin negara melalui transisi damai dari apartheid ke demokrasi.

Selain itu, Mandela mempromosikan rekonsiliasi dan pengampunan ras. Mandela juga meningkatkan taraf hidup warga kulit hitam Afrika Selatan melalui pendidikan, layanan kesehatan, dan pembangunan ekonomi.

Ia memperkuat perekonomian negara dan posisi internasional Afrika Selatan. 

"Mandela menjadi ikon global perdamaian dan kebebasan," ucap Denny.

Denny mengatakan, usia Mandela bukanlah penghalang keberhasilannya sebagai presiden. Dia berusia 76 tahun ketika terpilih, namun dia tetap tampil seorang pemimpin yang kuat, bijaksana dan berpengalaman. 

"Pada usia tujuh puluhan, Mandela mampu menegosiasikan penyelesaian damai dengan pemerintah minoritas kulit putih. Ia mengakhiri apartheid dan membangun Afrika Selatan yang demokratis," jelasnya.

Baca juga: Denny JA: Penyair Sebagai Pemimpin Spiritual Sebuah Bangsa

Mandela juga membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama apartheid dan mendorong pengampunan dan rekonsiliasi.

Mandela memperkenalkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kehidupan warga kulit hitam Afrika Selatan, seperti memperluas akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.

Padahal kekerasan demi kekerasan, juga penindasan di Afrika Selatan sebelum Mandela menjadi presiden menjadi hal yang rutin. Mandela mampu menyetop itu, tak pula membalas dendam menghancurkan ras kulit putih ketika ras kulit hitam berkuasa.

"Usia tujuh puluhan pada kasus Mandela justru menjadi momen kearifan dan kebijaksanaan. Itu usia yang terasa lebih berpengalaman," terangnya.

Kesalahan kedua, kata Denny  dari pembatasan maksimal capres dan cawapres 65 tahun karena mengabaikan kondisi di Indonesia sendiri. 

Bukankah, Maruf Amin ketika terpilih menjadi wakil presiden, usianya sudah di atas 65 tahun, bahkan di atas 70 tahun.  Bahkan, saat terpilih menjadi wapres, usia Maruf Amin 76 tahun.

"Bersama Jokowi, kini mereka mendapatkan approval rating, tingkat kepuasan publik di angka 80 persen. Ini tingkat kepuasan yang tinggi sekali," ujar Deddy.

Dia juga berpandangan, Jusuf Kala mengalami hal yang sama. Ketika terpilih menjadi wakil presiden Jokowi di tahun 2014, usianya sudah 72 tahun.

"Kesalahan ketiga jauh lebih mendasar. Tindakan ini menjadi pelanggaran hak asasi manusia. Ia mendiskriminasi warga berusia 65 tahun ke atas untuk menjadi presiden atau wakil presiden," kata Denny.

"Apa yang salah dengan usia 65 tahun ke atas sehingga dilarang menjadi capres atau cawapres?" sambung dia.

Menurut Denny, pada usia 65 tahun ke atas, sejauh masih sehat, itu justru usia yang penuh pengalaman dan pengetahuan.

Baca juga: Denny JA Gelar Pameran Lukisan AI Karyanya di Taman Ismail Marzuki

"Jika tuntutan ini dikabulkan MK, MK akan  dicatat sejarah dan dunia melegalkan diskriminasi atas usia," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini