TRIBUNNEWS.com - Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, bicara soal merosotnya elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Menurutnya, kondisi Koalisi Perubahan yang tak mengalami peningkatan menjadi penyebab elektabilitas Anies terus merosot.
Kondisi Koalisi Perubahan itu, kata Umam, diakibatkan Anies yang terus mengulur waktu deklarasi calon wakil presiden (cawapres), meski telah didesak PKS dan Demokrat berkali-kali.
Diamnya sikap NasDem meski Anies terus didesak untuk segera mengumumkan cawapres, juga dianggap Umam sebagai salah satu faktor Koalisi Perubahan jalan di tempat.
Ia berpendapat NasDem saat ini tersandera oleh tangan-tangan kekuasaan yang tak terlihat.
Baca juga: PDIP Minta Wacana Duet Ganjar-Anies Tak Ditafsirkan Terlalu Jauh
"Karena ketakutannya pada manuver itu, Paloh terus memilih diam, mengulur waktu, dan tidak segera memutuskan nasib keberlanjutan pencapresan Anies," urai Umam, Rabu (23/8/2023), dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, Umam turut menyoroti sikap Anies yang dinilainya kurang agresif.
Menurut Umam, seharusnya Anies tampil lebih berani dalam memecah kebuntuan di Koalisi Perubahan.
Apabila Anies terus diam, Umam menyebut akan kehilangan momentum dan menyebabkan elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta ini semakin merosot.
"Tidak ada lagi yang perlu ditunggu. Jika Anies tetap terdiam, Anies tidak sadar dirinya hampir kehilangan momentum," pungkasnya.
Seperti diketahui, menurut hasil survei Litbang Kompas dan Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC), elektabilitas Anies Baswedan berada jauh di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Dalam sosok top of mind menurut survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023, elektabilitas Anies hanya 12,7 persen.
"Dalam survei terbaru Kompas, elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 24,9 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8/2023).
Lalu, berdasarkan hasil survei SMRC periode 31 Juli-11 Agustus 2023, elektabilitas Anies cenderung turun dibandingkan Mei lalu.
Pada Mei 2023, elektabilitas Anies sebesar 23,5 persen, sedangkan di bulan Agustus 'tinggal' 20,4 persen.
“Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap tiga nama, Ganjar mendapat dukungan 35,9 persen, Prabowo 33,6 persen."
"Anies di posisi ketiga dengan dukungan 20,4 persen,” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam rilis resmi yang disampaikan pada Rabu (23/8/2023).
“Dan Anies cenderung turun dari 23,5 persen menjadi 20,4 persen,” imbuhnya.
Kapan Anies akan Umumkan Cawapresnya?
Baca juga: Wacana Duet Ganjar-Anies, Politikus PKS: Bisa Ganas Ini
Di tengah elektabilitasnya yang terus menurun, Anies Baswedan masih menutup rapat soal siapa cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.
Meski demikian, anggota tim 8 Koalisi Perubahan, Sudirman Said, mengatakan Anies sudah mengantongi nama cawapresnya.
Namun, kapan nama tersebut akan diumumkan, Said mengatakan masih dalam tahap pembicaraan Koalisi Perubahan.
"Nanti pasca-komunikasi beres, pada waktunya para pemimpin partai akan menyepakati momentum terbaik untuk deklarasi bersama koalisi dan mengumumkan nama calon pasangan," ucapnya dalam keterangan, Minggu (13/8/2023).
Sementara itu, Deputi Bappilu PPP, Kamhar Lakumani, meminta Anies agar segera mengumumkan cawapresnya.
Alasannya, menurut Kamhar, kriteria cawapres Anies sudah jelas.
Kendati demikian, Kamhar tak ingin pihaknya terlihat seperti mendikte Anies Baswedan dengan mendesak mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Kamhar hanya mengingatkan, dalam piagam kerja sama Koalisi Perubahan, tertulis bahwa pengumuman capres dan cawapres dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
"Terkait cawapres sepenuhnya diserahkan kepada Mas Anies. Kriterianya sudah jelas, tak elok jika kemudian terbangun narasi yang terkesan mendikte," kata Kamhar saat dikonfirmasi, Senin (21/8/2023).
"Saat ini kita telah melewati separuh jalan penandatangan deklarasi menuju Pilpres, artinya sudah kelamaan."
"Lagi pula tak ada argumentasi logis secara politik untuk menunda-nunda. Koalisi lain mungkin menunggu putusan MK terkait batas umur minum Cawapres, kita tidak demikian," urainya.
Lebih lanjut, Kamhar mengatakan untuk saat ini Anies tak memiliki keistimewaan lain selain menciptakan momentum.
Pasalnya, dari segi elektabilitas, Anies diakui Kamhar jauh tertinggal dari dua lawannya.
"Satu-satunya kemewahan yang masih dimiliki saat ini, adalah waktu. Momentum itu diciptakan (by design) bukan terberi (given), deklarasi paket komplit bisa menjadi momentum politik yang baik bagi Koalisi Perubahan," tegasnya.
Baca juga: Duet Ganjar-Anies Dianggap Sulit Imbas Perang Dingin PDIP dan KPP
Sebelumnya, Anies sudah mengungkapkan kriteria cawapresnya, yaitu 0, yang berarti pendampingnya nanti tak memiliki masalah.
"Dalam proses ini sedang menjalani ini, tapi saya rasa dalam perjalanannya keliatannya ada kriteria nomor 0, yaitu dulunya saya memasukkan itu, yaitu tak bermasalah," kata Anies di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Muncul Wacana Duet Ganjar-Anies
Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, bicara soal wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Hal ini melihat hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ganjar masih tertinggi dibandingkan Anies dan Prabowo Subianto.
Said mengaku bersyukur dengan elektabilitas Ganjar yang kembali meningkat versi Litbang Kompas. Artinya, kata dia, usaha pihaknya dalam menggalang dukungan diterima baik oleh rakyat.
"Tugas kami semua, termasuk PPP, Perindo, dan Hanura solid bergerak semakin menaikkan elektabilitas Ganjar Pranowo."
"Kami akan terus bekerja keras mengambil hati rakyat, mengajak kompetisi sehat dengan beradu rekam jejak, dan gagasan, bukan hanya gimmick," kata Said kepada wartawan, Senin (21/8/2023).
Dia menyatakan pihaknya tidak mau merasa jumawa karena Ganjar unggul dari Prabowo dan Anies.
Apalagi, Ganjar masih kalah tipis secara head to head dengan Prabowo.
"Tentu ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki strategi pemenangan buat Ganjar Pranowo," jelasnya.
Di sisi lain, dia pun menganggap Anies Baswedan bukan kandidat yang bisa diremehkan meskipun berada di posisi ketiga.
"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas."
"Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Univ Gajah Mada," bebernya.
Said pun lalu berbicara kemungkinan Ganjar dan Anies menjadi satu kekuatan di Pilpres 2024.
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wacana Duet Ganjar-Anies, Politikus PKS: Bisa Ganas Ini
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Wahyu Gilang Putranto/Chaerul Umam/Igman Ibrahim/Fersianus Waku, Kompas.com)