TRIBUNNEWS.COM - Pencopotan baliho bergambar bakal calon presiden (bacapres), Anies Baswedan, yang bersanding dengan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dilakukan kader Demokrat di sejumlah tempat, Kamis (31/8/2023), termasuk Kota Bekasi, Jawa Barat.
Aksi pencopotan ini dilatarbelakangi rasa kekecewaan Demokrat kepada NasDem.
Demokrat kecewa dengan keputusan sepihak NasDem yang memutuskan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kota Bekasi, Ronny Hermawan, mengatakan pencopotan ini dilakukan di seluruh Kota Bekasi.
Baca juga: Ramai Wacana Duet Anies-Cak Imin, PDIP Singgung Model Kerja Sama Politik Dagang Sapi
"Pencopotannya di seluruh daerah Kota Bekasi di 12 kecamatan 56 kelurahan agar dibersihkan semuanya."
"Sudah tadi sekitar (Kamis) sore beberapa jam lalu saya sudah perintahkan kepada seluruh pengurus Demokrat Kota Bekasi kepada seluruh caleg pengurus kecamatan kelurahan agar mencopot foto-foto Anies Baswedan yang melekat pada Demokrat, ini instruksi saya jelas dan sudah mulai bergerak tadi," ucap Ronny, Kamis.
Anies-Cak Imin Diduetkan
Sebelumnya, kekecewaan Demokrat muncul lantaran Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, menduetkan pasangan Anies Baswedan dengan Cak Imin.
Padahal, Anies sudah meminta AHY secara langsung untuk menjadi pasangannya di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Demokrat, Teuku Riefky Harsya, dalam unggahannya di akun media sosial Instagram resmi Demokrat, @pdemokrat, Kamis.
"Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik NasDem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dan persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum NasDem, Surya Paloh."
Baca juga: Kader Demokrat di Sejumlah Daerah Turunkan Baliho Anies-AHY karena Merasa Dikhianati
"Hari ini (kemarin) kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan dan ternyata berita tersebut adalah benar (pada akhirnya) Demokrat "dipaksa" menerima keputusan itu," ungkap Teuku Riefky.
Menyikapi hal itu, Demokrat akan melakukan Tapat Majelis Tinggi untuk mengambil keputusan selanjutnya.
Baca juga: Kader Demokrat di Sejumlah Daerah Turunkan Baliho Anies-AHY karena Merasa Dikhianati
Berikut kronologi Anies Baswedan meminta AHY menjadi cawapresnya:
1. Meskipun Anies Baswedan telah diusung Nadem sejak 3 Oktober 2022, tetapi hingga 22 Januari 2023 baik Anies maupun NasDem belum berhasil membentuk sebuah koalisi Parpol yang memenuhi syarat Presidential Threshold 20 persen.
2. Atas dasar persahabatan dan chemistry antara Anies dan Ketum AHY, maka pada 23 Januari 2023 di sebuah rumah di jalan Lembang, Jakarta Pusat, Anies Baswedan mengajak AHY "menjemput takdir" pasangan Capres-Cawapres 2024-2029 dengan kesepakatan Anies membawa NasDem, Ketum AHY membawa Demokrat dan keduanya bekerjasama untuk mengajak PKS. Peristiwa ini disaksikan oleh empat orang dari Tim 8.
3. Secara formal, Koalisi Perubahan untuk Persatuan diresmikan 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketum berisi kesepakatan yaitu, sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai Capres dan ia diberikan mandat untuk menentukan capresnya.
Sesuai mandat itu, maka 14 Juni 2023 Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapres.
Adapun alasannya memilih AHY karena dianggap memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Baca juga: Saat Baliho Anies dan AHY Dicopot, Demokrat Kecewa Berat
Baca juga: Cak Imin Cawapres Anies, DPD Demokrat Sumut: Kalau Berkhianat Darahnya Halal Ditumpahkan
Namun, hingga kini belum ada deklarasi AHY sebagai cawapres.
Demokrat beranggapan tak terwujudnya deklarasi itu lantaran Anies sangat patuh kepada Surya Paloh yang ingin terus menunda waktu.
"Ini jelas mengganggu dan melanggar prinsip kesetaraan dalam koalisi," ungkap Teuku Riefky.
Tetapi, di tengah proses rencana deklarasi, Demokrat justru mendapat kabar NasDem menetapkan Cak Imin sebagai cawapres Anies.
Keputusan ini diambil Surya Paloh secara sepihak tanpa berkomunikasi dengan petinggi Demokrat dan PKS.
"Tiba-tiba terjadi perubahan fundamental, pada Selasa Malam, 29 Agustus 2023 di NasDem Tower, secara sepihak Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS," ungkap Teuku Riefky.
"Namun Anies tak menyampaikan secara langsung kepada petinggi PKS dan Demokrat, melainkan mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," tutupnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hendra Gunawan)