TRIBUNNEWS.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, sempat menemui dirinya di kediamannya di Cikeas, Bogor, untuk memberitahu terkait deklarasi cawapres.
SBY menyebut, Anies yang datang bersama Tim 8, akan mendeklarasikan cawapres pada awal September 2023.
Adapun pertemuan tersebut, kata SBY, dilakukan pada Jumat (25/8/2023).
"Di ruangan ini, saya duduk di sini, pada 25 Agustus 2023, Pak Anies duduk di sini (menunjukan tempat duduk Anies di depan SBY) dengan didampingi Tim 8. AHY memang tak selalu hadir."
"Anies menyampaikan kepada saya, didengar oleh semua, bahwa awal September ini akan mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan," tuturnya dalam konferensi pers di Cikeas, Bogor pada Jumat (1/9/2023) dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
Tiga hari setelah pertemuan dengannya, SBY mengatakan Anies justru memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca juga: SBY: Kita Memang Ditelikung dan Ditinggalkan oleh Capres Anies dan Mitra Koalisi
SBY menyebut, tindakan Anies memilih Cak Imin sebagai cawapresnya tersebut tidak pernah diberitahukan kepadanya serta Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya memang sebagai orang tua, kok jadi begini (melihat tindakan Anies -red)," ujarnya.
SBY menegaskan, bahwa manuver semacam ini bukanlah akhir dari perjuangan Partai Demokrat.
SBY: Ini Bukan Kiamat, Bukan Akhir Perjuangan Kita
Pada kesempatan yang sama, SBY juga mengungkapkan dipilihnya Cak Imin sebagai cawapres dari Anies bukanlah kiamat.
Ungkapan SBY ini ditujukan bagi para kader Partai Demokrat di Tanah Air.
"Para kader, saya minta mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita. Ini bukan kiamat, ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan," katanya dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
SBY menginginkan para kader menganggap, peristiwa Anies memilih Cak Imin sebagai cawapresnya adalah ujian dan cobaan yang harus dihadapi dan atasi.
"Ingat sesudah kesulitan, atau di balik kesulitan, ada kemudahan," katanya.
SBY pun menguatkan dengan meminta para kader mengingat bahwa Partai Demokrat juga pernah diterpa permasalahan dan berhasil dilalui.
Dia juga meyakini, bahwa manuver ini adalah rencana Tuhan.
"Dan rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia. Insyaallah kita akan mendapatkan yang lebih baik," ujarnya.
Mantan Presiden ke-5 RI itu menilai manuver politik dari Anies dan mitra koalisi harus disyukuri.
SBY pun beralasan, hal ini patut disyukuri lantaran manuver ini diketahui jauh sebelum batas pendaftaran capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Bayangkan, kalau ditelikungnya kita, ditinggalkannya kita ini 1-2 hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa? Kita masih ditolong oleh Allah," katanya.
Baca juga: Gelar Emergency Meeting di Cikeas, SBY: Sangat Mengejutkan & Tidak Pernah Kita Bayangkan Ini Terjadi
Kemudian, SBY menganggap peristiwa ini adalah wujud pertolongan Tuhan.
"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain yang, kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar, jika yang beragama Islam, akhlak Rasulullah," tuturnya.
"Yang kita rasakan sekarang ini, mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang sudah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," sambung SBY.
Lalu, dengan fakta ini, SBY menganggap Demokrat telah dihindarkan dari dosa.
Di akhir pernyataannya, SBY kembali mengajak para kader untuk tegar sambil berikhtiar mencari jalan keluar.
"Insyaallah Tuhan akan memberikan jalan terbaik," ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024