News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ganjar Muncul di Azan TV: Tanggapan KPI, PDIP, Bawaslu, NasDem, Pengamat, hingga Relawan

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan Magrib sebuah stasiun televisi swasta (kiri). Tanggapan sejumlah pihak terkait munculnya bakal calon presiden Ganjar Pranowo di tayangan azan TV swasta nasional.

TRIBUNNEWS.COM - Munculnya bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo di tayangan azan TV nasional disorot sejumlah pihak.

Ganjar Pranowo muncul di azan TV nasional bahkan membuat adanya tudingan politik identitas yang dimainkan.

PDI Perjuangan (PDIP) hingga relawan Ganjar pasang badan membela apa yang dilakukan mantan Gubernur Jawa Tengah itu bukanlah politik identitas.

Sementara para pengamat juga memberikan pandangannya.

1. Kata KPI

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan telah menyurati stasiun TV yang menayangkan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan.

Komisioner KPI bidang Pengawasan Isi Siaran, Aliyah mengatakan, surat tersebut sudah dikirimkan dan tinggal menunggu respons dari stasiun TV terkait.

"Kami sudah mengirimkan kepada lembaga penyiaran (stasiun TV) tersebut, tinggal menunggu respons kesediaan waktu dari pihak lembaga penyiaran," ujar Aliyah, Minggu (10/9/2023), dilansir Kompas.com.

Baca juga: Bantah Curi Start Kampanye dari Penayangan Ganjar dalam Azan, Perindo: Dia Itu Kan Rakyat Biasa

KPI juga tengah melakukan kajian.

"Jadi sabar dulu (untuk hasil temuannya)," imbuhnya.

2. Kata PDIP

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023). (Tribunnews.com/ Ibriza Fasti Ifhami)

Sementara itu Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, merespons kritikan sejumlah pihak soal tayangan video azan TV swasta yang menampilkan Ganjar Pranowo.

Hasto memastikan, munculnya Ganjar di video azan itu bukan merupakan politik identitas.

Dia justru menyinggung pihak-pihak yang menilai hal tersebut sebagai bentuk politik identitas, karena tidak memiliki rekam jejak prestasi.

"Ya (kalau) politik identitas itu disampaikan oleh orang-orang yang tidak punya rekam jejak prestasi," kata Hasto di sela-sela Rakerda III PDIP Provinsi Banten, di Kantor DPD PDIP, Kota Serang, Minggu(10/9/2023).

Menurut Hasto, Ganjar justru selama ini telah menampilkan spiritualitas. Apalagi, dia menyebut, Ganjar tak punya sedikit pun jejak politik identitas.

"Pak Ganjar menampilkan spiritualitas sebagai negara yang menjalankan Pancasila dengan sebaik-baiknya. Sehingga tidak ada rekam jejak sedikitpun politik identitas dari Pak Ganjar," kata Hasto.

"Dan juga PDI Perjuangan, kami partai Nasionalis-Soekarnois yang menjadikan sila Ketuhanan menyatu dengan sila kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan juga untuk keadilan sosial," sambung dia.

Lebih lanjut, Politisi asal Yogyakarta ini justru menilai, munculnya Ganjar dalam tayangan video tersebut menjadi ajakan yang baik.

"Itu merupakan hal yang mencermikan spiritualitas kita sebagai bangsa. Ajakan yang baik dan menurut saya sama sekali tidak ada kaitan dengan politik identitas," pungkas Hasto.

Baca juga: Ade Armando Sebut Ganjar Pranowo Langgar UU Penyiaran Karena Tampil saat Azan Magrib di TV

3. Kata Bawaslu

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja ditemui di kawasan Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Senin (4/9/2023). (Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow)

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turun tangan menindaklanjuti tayangan azan maghrib di salah satu televisi (TV) swasta yang memunculkan sosok bakal Capres Ganjar Pranowo.

Adapun tindak lanjut yang dilakukan yakni melakukan kajian terkait tayangan azan tersebut.

Hal itu diungkapkan Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja tidak lama setelah tayangan azan itu disiarkan.

"(Akan) dilakukan kajian (terkait dengan azan yang muncul wajah Ganjar Pranowo," kata Bagja.

Nantinya, lanjut Bagja, hasil kajian akan diumumkan dalam dua hari ke depan yaitu pada Rabu, 13 September 2023 atau ada kemungkinan lebih lambat dari perkiraan waktu yang ditentukan.

"Walaupun kami masih punya waktu sampai Selasa minggu depannya lagi," ujar Bagja.

Ini dilakukan karena Bawaslu memiliki waktu hingga 7 hari untuk melakukan kajian, yakni sejak tanggal ditemukan dugaan pelanggaran.

4. Kata NasDem

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi di Gedung Akademi Bela Negara NasDem, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2023). (Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha)

Di sisi lain, Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie alias Gus Choi membuka suara mengenai Ganjar Pranowo muncul di tayangan azan salah satu stasiun televisi swasta.

Gus Choi mengatakan munculnya Ganjar dalam tayangan azan itu menunjukkan bentuk politik identitas keislaman.

"Itu bagian dari penggunaan politik identitas keislaman. Boleh apa tidak? Tanya ke Bawaslu," kata Gus Choi kepada wartawan, Senin (11/9/2023).

Dia menyebut berpolitik di Indonesia tidak bisa melepaskan simbol Islam karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Di dalam Islam juga ada dimensi politik, terutama terkait dengan etika, keadilan, kejujuran, amanah, keberpihakan, dan lain-lain," ujar Gus Choi.

Menurut Gus Choi, untuk memperoleh legitimasi sosial kultural keagamaan terutama Islam, maka calon pemimpin pasti mencitrakan dirinya religius.

"Minimal kelihatan dekat dengan figur, kelompok atau basis keagamaan. Karena itu bagian dari identitas yang penting bagi Indonesia. Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Majemuk, beragam, untuk satu jua; Indonesia," tuturnya.

5. Kata Pengamat

Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo. (Tribunnews.com/Istimewa)

Sementara itu, Ketua Asosiasi Komunikolog, Suko Widodo mengatakan tak ada masalah apapun dengan kreativitas seperti itu.

"Dari sisi peraturan-perundangan tak ada yang dilanggar. Ini kan bukan masa kampanye. Terdaftar di KPU sebagai Capres juga belum. Di dalamnya pun tak ada bahan kampanye apapun. Saya bingung dimana letak kontroversinya," kata pakar komunikasi Universitas Airlangga tersebut dilansir Senin (11/9/2023).

Sementara itu, Emrus Sihombing, pakar komunikasi Universitas Pelita Harapan mengatakan tak masalah wajah Ganjar muncul dalam tayangan azan di sebuah stasiun televisi.

"Sebelum ada wajah Ganjar, kan banyak juga wajah-wajah orang lain dalam siaran tersebut. Dalam konteks tersebut, Ganjar kan orang biasa, tidak ada bedanya dengan wajah-wajah umat lainnya yang tampil pada adzan tersebut. Ajakan Ganjar maupun semua yang pernah tampil di azan itu adalah sesuatu yang baik," kata Emrus.

Hal senada juga diungkapkan, Iwel Sastra, peneliti dan pengajar komunikasi pada London School of Public Relations.

Menurut dia, tak ada hal yang dilanggar dalam tayangan tersebut.

"Agak susah mencari-cari alasan meributkan siaran adzan tersebut. Pasal mana ya pada Undang-Undang Penyiaran yang dilanggar?" ucapnya.

Peneliti komunikasi politik, pada Institut Salemba School, Effendi Gazali pun menyampaikan pandangannya.

Hal wajar bila isu tersebut menjadi diskusi publik.

"Tentu saja isu tersebut boleh-boleh saja menggelinding jadi diskusi publik. Apalagi kalau mau ditiru, kesannya jadi tidak kreatif. Di sisi peraturan, pasti tak ada aspek apapun yang dilanggar. Ajakannya juga ke arah yang positif," katanya.

Effendi pun menambahkan alangkah lebih baiknnya tayangan adzan pun menampilkan sosok tokoh nasional lainnya.

"Kalau kemudian mau lebih mengayomi, bisa juga dibuat variasi adzan dengan beberapa wajah tokoh nasional kita. Jadi terkesan tidak hanya satu figur," ujarnya.

6. Kata Relawan

Sementara itu, Ketua Umum Sahabat Ganjar, Gus Nahib Shodiq pasang badan terkait kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib.

Menurutnya, hal itu merupakan ajakan untuk beribadah, dan bermuatan dakwah.

“Dalam tayangan azan magrib tersebut, Bapak Ganjar adalah sosok yang religius dan taat dalam menjalankan ibadah seperti yang dilakukan dalam kesehariannya. Tidak ada yang salah, ini merupakan dakwah dalam bentuk visual, ini merupakan ajakan untuk beribadah, dan ini bukan politik identitas,” kata Gus Nahib kepada wartawan, Senin (11/9/2023).

Gus Nahib Shodiq menyatakan Ganjar Pranowo dan keluarganya merupakan sosok yang religius, pibadi yang santun, merakyat dan sangat dengan ulama dan santri. 

Hal itu dapat dilihat bahwa Ganjar dan istrinya berasal dari kalangan pesantren.

“Bapak Ganjar Pranowo dan istrinya Ibu Siti Atiqah sosok yang religius, kita ketahui ibu Siti Atiqah cucu dari tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU), KH Hisyam A Karim merupakan pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga."

"Bapak Ganjar Pranowo sosok yang sangat dekat dengan ulama dan para kiyai juga dikunjungi Bapak Ganjar. Apalagi saat bertemu dengan orang yang lebih tua, Bapak Ganjar membukuk dan salim,” jelas dia. 

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Galuh Widya W, Erik S, Fersianus Waku) (Kompas.com/Singgih Wiryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini