Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal masalah kesehatan.
Untuk itu, satu program yang akan diusungnya dalam pertarungan Pilpres 2024 adalah mewujudkan Satu Desa Satu Puskesmas dan Satu Dokter.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).
Di hadapan para dosen dan mahasiswa UI, Ganjar memaparkan ide dan gagasannya mewujudkan Indonesia Emas, salah satunya sektor kesehatan.
"Untuk menuju Indonesia Emas, masyarakat harus makmur, sehat, pintar dan produktif. Nah soal kesehatan ini, masih banyak PR yang harus kita selesaikan," kata Ganjar.
Harus diakui, fasilitas kesehatan di Indonesia masih belum memadai. Masih banyak masyarakat yang berobat ke dukun karena akses kesehatan memang belum ada.
Baca juga: Ganjar ke Mahasiswa UI: Jangan Tergesa-gesa Milih Saya, Anda Cek Dulu
"Untuk itu, saya menargetkan ke depan harus terpenuhi satu desa satu Puskesmas dan satu dokter. Agar masyarakat mudah mengakses fasilitas kesehatan di manapun mereka berada," terang Ganjar.
Selain membangun sarana prasarana, hal yang pertama dilakukan Ganjar adalah membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
Sampai saat ini, image sekolah kedokteran adalah sulit dan sangat mahal.
"Saya punya pengalaman mendampingi perguruan tinggi yang ingin mengusulkan dibukanya prodi kedokteran. Itu sulitnya minta ampun. Padahal kita masih kekurangan dokter, kan harusnya ini dipermudah," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Ngaku Senang Isi Kuliah Kebangsaan di UI: Boleh Dikembangkan di Kampus Lain
Belum lagi kualitas dokter yang belum optimal. Sampai saat ini lanjut Ganjar, masih banyak orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.
"Ini PR yang harus kita selesaikan. Bagaimana infrastruktur kesehatan harus merata, kualitas dokter ditingkatkan dan lainnya. Dan ini mesti cepat," tegas dia.
Termasuk, kata Ganjar tentang pengembangan industri alat-alat kesehatan. Masih banyak alkes di Indonesia yang didatangkan dari luar negeri, karena di Indonesia belum bisa memproduksi.
"Ke depan pengembangan kawasan industri kesehatan harus kita genjot, agar peralatan kesehatan kita bisa kembangkan sendiri. Tidak melulu kita harus impor, karena kita sebenarnya bisa membuatnya di dalam negeri," jelasnya.
Pengalaman pandemi adalah momentum Indonesia harus bangkit. Saat pandemi, Ganjar mengungkapkan bahwa membuat masker medis pun, Indonesia masih belum bisa.
"Disinilah peran penting kampus, BRIN dan pengusaha untuk ditugaskan agar mampu memproduksi alat kesehatan sendiri. Anggaran untuk penelitian dan inovasi harus kira dorong untuk mewujudkan itu," pungkasnya.