TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Muhammad Al Fatih mengatakan sosok bakal calon wakil presiden (bacawapres) sosok bacawapres tidak hanya unggul dari sisi elektabilitas.
Namun, kata dia, harus mampu membantu bacapres mengakselarasi tantangan baik regional ataupun global. Hal ini, karena mengingat, kepemimpinan nasional dalam masa jabatan 5 tahun ke depan.
"Dengan tantangan krisis dan tatangan global yang terus berubah dengan cepat, maka yang dibutuhkan cawapres bukan saja mampu mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu dalam mengakselarasi tantangan baik regional ataupun global," kata dia dalam keterangannya pada Jumat (22/9/2023).
Untuk bacapres Prabowo Subianto, dia mengusulkan ketua umum Gerindra itu mengambil Yusril Ihza Mahendra.
Dia menjelaskan sosok Yusril akan sangat membantu Prabowo termasuk dalam melanjutkan program yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi untuk menjaga kesinambungan dan kelanjutan pembangunan nasional.
Mengingat besarnya dukungan parpol, maka sebaiknya Prabowo melakukan kalkulasi politik yang jeli dan pas betul plus minus dari calon wakil presiden yang akan dipilihnya, untuk menghindari gesekan antara parpol pengusung maupun pendukung
"Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari parpol non parlemen yang bisa menjadi "alternatif" yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI. Bacawapres alternatf itu adalah Ketua Umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago, menambahkan sosok Yusril akan menambah kekuatan Prabowo terutama dari sisi hukum dan pengalaman di pemerintahan.
"Yusril akan sangat membantu Pak Prabowo dari sisi hukum ketatanegaraan," tambahnya.