Survei tersebut pun mengungkap hampir 79,9 % warga di Jatim merasa dekat dengan Nadhlatul Ulama (NU).
"Pertama, kita tanya pengukuran berkaitan dengan kalau misalnya responden kami muslim, 96% warga Jawa Timur beragama Islam, kita tanya lebih jauh," kata dia.
"Mereka merasa dekat dengan organisasi Islam mana? Ada banyak organisasi Islam yang kita tanyakan. Ternyata hampir 80%, 79,9% orang Jawa Timur merasa dekat dengan NU. Dan hanya 3,7% yang merasa dekat dengan Muhammadiyah," sambung dia.
Di luar dua ormas tersebut, kata dia, jumlah responden yang merasa dekat dengan dengan organisasi Islam lainnya misalnya PERSIS, LDII, DDII dan seterusnya relatif kecil.
Selain itu, kata dia, ada 11,6% responden yang beragama muslim tetapi merasa bukan bagian dari ormas Islam manapun.
"Jadi NU krusial karena besarnya warga Jawa Timur yang merasa terafiliasi secara psikologis, kultural, dan keagamaan dengan NU," kata dia.
Selain kedekatan psikologis dan kultural, kata dia, survei tersebut menanyakan lebih jauh terkait dengan civic engagement atau keanggotaan mereka terhadap organisasi-organisasi sosial, keagamaan, maupun non-keagamaan.
Hasilnya, kata dia, responden yang mengaku aktif di majelis ta'lim sebanyak 33%, arisan 30%, dan aktif di organisasi NU termasuk badan otonom yang ada di bawahnya sebesar 25%.
"Tetapi anggota yang tidak aktif, itu yang warnanya lebih light itu mereka yang tidak akrif di NU jauh lebih besar," kata dia.
"Jadi total mereka yabg aktif dan tidak aktif di NU itu mencapai 54%. Itu lebih tinggi dibanding majelis ta'lim atau arisan. Apalagi organisasi kepemudaan, tani, nelayan, olah raga san seterusnya. Itu tingkat aktifitasnya rata-rata 10%-an ke bawah," sambung dia.
Sebagai informasi hasil survei tersebut didasarkan pada lima survei dalam rentang waktu 14 September 2023 sampai 20 September 2023.
Dalam materi presentasi yang dipaparkan Burhanuddin terkait metodologi survei, dijelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel survei sebanyak 1.810 orang.