News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Perbandingan Tiga Hasil Survei Terbaru Kekuatan Anies Vs Ganjar Vs Prabowo di Jawa Timur

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga bakal capres di Pilpres 2024 Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat dalam acara Mata Najwa bertajuk 3 Bacapres Bicara Gagasan, Selasa (19/9/2023) malam.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut elektabilitas terbaru bakal capres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang dirilis tiga lembaga survei di Jawa Timur.

Jawa Timur disebut provinsi kedua yang memiliki jumlah pemilih terbesar setelah Jawa Barat.

Dilansir dari website KPU, pemilih di Jawa Timur pada Pemilu 2024 ini berjumlah 31.402.838 pemilih.

Terpaut sekitar 4 juta lebih pemilih dari Jawa Barat yang memiliki 35.714.901 pemilih.

Hasil Survei LSI Denny JA mengungkap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul di 3 Provinsi terbesar yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten.

“Di Jawa Barat yang kantong pemilihnya terbesar atau pemilihnya paling banyak, kurang lebih 17,5 persen dari populasi pemilih di Indonesia, disini Prabowo unggul di angka 37,6 persen, sementara Ganjar 26,7 persen, Anies 23,3 persen.” kata Adjie Alfaraby Peneliti LSI Denny JA, Senin (2/10/2023).

Menurutnya, Jawa Barat merupakan kantong suara Prabowo dalam dua kali Pemilu 2014 dan 2019.

Dalam survei yang dilakukan bulan September 2023, Prabowo juga menang di Provinsi Jawa Barat.

Sementara di Provinsi Jawa Timur pemilih terbesar kedua 16,3 persen nampak ketat pertarungan antara Prabowo dan Ganjar.

“Prabowo unggul tipis di angka 44,2%, Ganjar di angka 41,5% sementara Anies 11,5%. Meski Anies sudah berkoalisi dengan Cak Imin Ketum PKB yang kuat secara basis di Jawa Timur, bahwa Anies di Jawa Timur belum signifikan dan masih lebih unggul Prabowo.” jelas Adjie

“Kemudian, di Banten Prabowo unggul dengan Elektabilitas sebesar 51.3%, Ganjar 13.3%, Anies sebesar 30.0%.” lanjut Adjie.

Baca juga: Saat 3 Capres Anies, Ganjar, dan Prabowo Kompak Safari Politik di Jawa Timur, Ini Aktivitas Mereka

Survei Terbaru Indikator Politik

Survei Indikator Politik terbaru mengungkap dalam simulasi 34 nama, elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi dengan angka 38 persen.

Disusul Prabowo Subianto dengan angka 28,3 persen, dan Anies Baswedan 11,2 persen.

Di posisi keempat ada nama Gubernur Jatim Khififah Indar Parawansa dengan elektabilitas 2,2 persen, disusul Mahfud MD 1,9 persen.

Untuk pasangan Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar elektabilitasnya berada di posisi ke 11 dengan angka 0,5 persen.

Saat dikerucutkan menjadi 19 nama, posisinya tak jauh berbeda.

Baca juga: Prabowo Kalahkan Ganjar dalam Head to Head pada Semua Hasil Survei yang Dirilis Bulan September

Ganjar panowo tetap unggul dengan 38,7 persen, Prabowo 27,6 persen, Anies 11,1 persen, Khofifah 3,0 persen, Mahfud MD 2,4 persen.

Sedangkan Muhaimin berada di posisi ke delapan dengan elektabilitas 1,1 persen.

Dalam simulasi 10 nama, tanpa menyertakan Khofifah dan Mahfud MD, elektabilitas Ganjar meningkat menjadi 40,3 persen, Prabowo 29,2 persen, dan Anies Baswedan 13,1 persen.

Sementara Muhaimin hanya mengantongi 1,7 persen.

Saat dikerucutkan menjadi 3 nama Capres, Ganjar tetap unggul dan angkanya cenderung meningkat menjadi 43,9 prsen, disusul Prabowo 33,8 persen, dan Anies 14,4 persen.

Selain elektabilita, Indikator Politik pun dalam surveinya menemukan sepertiga pemilih di Jawa Timur masuk kategori swing voters.

Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dalam literatur ilmu politik swing voters merupakan pemilih yang masih mungkin mengubah pilihannya.

"Jadi mereka yang mengatakan sudah punya pilihan baik ke Anies, Ganjar, atau Prabowo yang mengaku sangat besar atau cukup besar berubah (pilihannya) itu 30,9 persen," kata Burhanuddin saat Rilis Survei Jawa Timur: Signifikansi NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Minggu (1/10/2023).

"Jadi ada kurang lebih sepertiga pemilih Jawa Timur yang masuk kategori swing voters. 64,9 persen mengatakan kecil kemungkinannya mengubah pilihan mereka," sambung dia.

Dengan demikian, menurutnya masih ada insentif untuk bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan dan bacapres Prabowo Subianto mengingat bacapres Ganjar Pranowo unggul di semua simulasi survei tersebut terkait capres dalam Pilpres 2024.

"Jadi masih ada insentif buat Mas Anies, buat Pak Prabowo untuk mengejar ketertinggalan dengan Ganjar Pranowo," kata dia.

Survei tersebut pun mengungkap hampir 79,9 % warga di Jatim merasa dekat dengan Nadhlatul Ulama (NU).

"Pertama, kita tanya pengukuran berkaitan dengan kalau misalnya responden kami muslim, 96% warga Jawa Timur beragama Islam, kita tanya lebih jauh," kata dia.

"Mereka merasa dekat dengan organisasi Islam mana? Ada banyak organisasi Islam yang kita tanyakan. Ternyata hampir 80%, 79,9% orang Jawa Timur merasa dekat dengan NU. Dan hanya 3,7% yang merasa dekat dengan Muhammadiyah," sambung dia.

Di luar dua ormas tersebut, kata dia, jumlah responden yang merasa dekat dengan dengan organisasi Islam lainnya misalnya PERSIS, LDII, DDII dan seterusnya relatif kecil.

Selain itu, kata dia, ada 11,6% responden yang beragama muslim tetapi merasa bukan bagian dari ormas Islam manapun.

"Jadi NU krusial karena besarnya warga Jawa Timur yang merasa terafiliasi secara psikologis, kultural, dan keagamaan dengan NU," kata dia.

Selain kedekatan psikologis dan kultural, kata dia, survei tersebut menanyakan lebih jauh terkait dengan civic engagement atau keanggotaan mereka terhadap organisasi-organisasi sosial, keagamaan, maupun non-keagamaan.

Hasilnya, kata dia, responden yang mengaku aktif di majelis ta'lim sebanyak 33%, arisan 30%, dan aktif di organisasi NU termasuk badan otonom yang ada di bawahnya sebesar 25%.

"Tetapi anggota yang tidak aktif, itu yang warnanya lebih light itu mereka yang tidak akrif di NU jauh lebih besar," kata dia.

"Jadi total mereka yabg aktif dan tidak aktif di NU itu mencapai 54%. Itu lebih tinggi dibanding majelis ta'lim atau arisan. Apalagi organisasi kepemudaan, tani, nelayan, olah raga san seterusnya. Itu tingkat aktifitasnya rata-rata 10%-an ke bawah," sambung dia.

Sebagai informasi hasil survei tersebut didasarkan pada lima survei dalam rentang waktu 14 September 2023 sampai 20 September 2023.

Dalam materi presentasi yang dipaparkan Burhanuddin terkait metodologi survei, dijelaskan bahwa populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel survei sebanyak 1.810 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.810 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,4% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sampel berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

Dalam quality control diklaim tidak ditemukan kesalahan berarti.

Survei Terbaru SMRC

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pun baru-baru ini merilis hasil surveinya.

Dalam simulasi 3 nama calon presiden, elektabilitas Ganjar Pranowo paling tinggi di Jawa Timur dengan raihan 44 persen.

Di posisi kedua ada Prabowo Subianto yang mengantongi 23 persen, dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan angka 14,2 persen.

Sementara yang tidak menjawab 18,8 persen.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan dalam simulasi ini suara Anies cenderung tidak banyak berbeda dan bahkan lebih rendah dari tingkat nasional yang mendapat angka 17 persen.

"Kalau dilihat dari sini, nampaknya suara Anies ini tidak banyak berbeda dengan suara Anies di tingkat nasional, bahkan lebih rendah cenderung," kata Saiful Mujani memaparkan hasil survei di kanal Youtube SMRC TV, Kamis (28/9/2023).

Berdasarkan hasil survei ini, setidaknya untuk sementara ketika survei dilakukan pada 2-11 September 2023, deklarasi Anies-Muhaimin Iskandar yang dilakukan di Surabaya, tidak membuat suara Anies menguat di Jawa Timur.

"Artinya di Jawa Timur, di mana deklarasi itu terjadi, tidak membuat Anies Baswedan menjadi menguat, untuk sementara ini di hasil survei pada 2-11 September bulan ini," ungkapnya.

Ganjar kata Saiful Mujani, masih memiliki pemilih mayoritas di Jawa Timur dengan 44 persen untuk simulasi 3 poros capres. Selisih dengan Anies bahkan mencapai 30 persen.

"Kalau di angka ini Ganjar unggul cukup signifikan, terhadap kedua calon ini, terutama kepada Anies Baswedan. Selisihnya 30 persen," kata Saiful Mujani.

SMRC pun melakukan survei dengan simulasi 3 pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapat keterpilihan paling buncit di Jawa Timur.

Pasangan Anies-Cak Imin hanya memperoleh elektabilitas 12 persen atau paling rendah, di mana pasangan Ganjar Pranowo- Ridwan Kamil mendapat 46 persen atau tertinggi, dan pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir 23 persen atau di tengah.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani menilai berdasarkan hasil ini, basis PKB, Nahdlatul Ulama (NU) dan Cak Imin setelah dideklarasikan sebagai bacawapres Anies di Surabaya, tidak memberikan efek kejut terhadap keterpilihan pasangan Anies-Cak Imin di Jawa Timur.

"Kita melihat di Jawa Timur, basis PKB, basis NU, dan basis Cak Imin setelah dideklarasikan sebagai cawapres berpasangan dengan Anies, itu belum memunculkan satu kejutan," kata Saiful Mujani.

Padahal kata Saiful Mujani, yang diharapkan dari deklarasi pada kantong suara di Jawa Timur dapat memberikan suara yang kompetitif terhadap Anies-Cak Imin untuk melawan Ganjar dan Prabowo.

Tapi pada survei SMRC ini, deklarasi itu tak berefek signifikan terhadap suara Anies - Cak Imin di Jawa Timur.

"Harapannya kan ada kejutan di mana dukungan terhadap AMIN menjadi lebih kompetitif terhadap Ganjar maupun Prabowo," katanya.

Bahkan pada simulasi 3 bacapres, Anies juga mendapatkan suara paling rendah dengan 14,2 persen dibanding 2 sosok lainnya yakni Ganjar 44 persen, dan Prabowo 23 persen.

"Seminggu atau 10 hari setelah deklarasi, tidak ada efek signifikan, tidak memperkuat pasangan AMIN atau tidak memperkuat Anies yang angkanya sekitar 14 persen," jelas Saiful Mujani.

Survei SMRC ini dilakukan terhadap warga negara Indonesia di Jawa Timur yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon.

Survei mencakup 80 persen dari total populasi Jawa Timur.

Baca juga: Survei LSI: Duet Prabowo dengan Gibran atau Khofifah Unggul dari Ganjar-Mahfud MD

Adapun pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing atau RDD.

Sebanyak 140 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening.

Margin of error survei diperkirakan mencapai 8,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara proses wawancara terhadap responden dilakukan sejak 20 hingga 22 September 2023 lewat telepon oleh pewawancara yang terlatih. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini