TRIBUNNEWS.COM - Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid menjawab alasan mengapa perwakilan dua partai pendukung Ganjar yakni, PPP dan Partai Hanura tidak ada dalam daftar pimpinan TPN.
Diketahui, PPP dan Parta Hanura merupakan dua partai yang bergabung dalam koalisi mendukung Ganjar Pranowo.
Selain PPP, koalisi ini terdiri dari PDI Perjuangan dan Partai Perindo.
Merujuk pada daftar pimpinan TPN yang diketahui publik hingga hari ini, memang tidak ada perwakilan PPP dan Partai Hanura.
Sejauh ini, pimpinan TPN diisi dari kalangan pengusaha, purnawirawan TNI/Polri dan perwakilan dari Partai Perindo.
Mereka yakni Arsjad Rasjid sebagai Ketua dan Wakil Ketua terdiri empat orang yakni mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, mantan Wakapolri Komjen (Purn) Gatot Eddy Pramono, mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang, dan putri Ketua Umum Partai Perindo yang juga Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo.
Baca juga: Ketua TPN Ganjar Tak Khawatir soal Pendukung Jokowi Beralih Dukung Prabowo
Andika Perkasa selain sebagai purnawirawan TNI, diketahui juga merupakan kader PDIP.
Pertanyaan mengenai tidak adanya perwakilan PPP dan Partai Perindo dilontarkan Akbar Faisal saat wawancara dengan Arsjad Rasjid yang ditayangkan di channel YouTubenya, Akbar Faizal Uncensored, Senin (2/10/2023).
"Kalau pikirannya partai-partai harus didengarkan, tapi kenapa tidak ada perwakilan dua partai di situ (TPN,-Red) dalam hal ini Hanura dan PPP. Kan catatan untuk PPP, ada Sandi (Sandiaga Uno,-Red) di sana. Malah ada dari militer dan polisi, apa yang bisa kita cermati dari situ," tanya Akbar.
Menjawab hal itu, Arsjad mengatakan informasi yang diterima Akbar dan juga sebagian publik merupakan informasi yang belum utuh.
Ketua Umum KADIN ini mengatakan saat ini TPN Ganjar masih belum resmi terbentuk.
Resmi-nya TPN Ganjar, kata Arsjad adalah nantinya saat daftar TPN Ganjar didaftarkan ke KPU.
Dengan demikian, komposisi TPN Ganjar masih bisa berubah dan belum semuanya diumumkan.
"Yang namanya TPN itu belum official lho. Officialnya TPN itu waktu memberikan masuk ke KPU. Legal standing-nya itu waktu tercatat di KPU, itu official, legal. Jadi kan sekarang belum, belum sampai sana. Kan belum diumumkan semuanya, pelan-pelan," ujarnya.
Baca juga: Akui Bertemu Presiden Jokowi, Ketua TPN Ganjar Presiden Arsjad Rasjid Ungkap Hal yang Dibahas
Seakan belum puas dengan jawaban Arsjad, Akbar menegaskan PPP-lah yang pertama datang ke koalisi untuk mendukung Ganjar.
Bahkan, Sandiaga Uno juga diwacanakan menduduki posisi bacawapres.
Merespons hal itu, Arsjad menegaskan lagi bahwa TPN Ganjar belum final.
Selama ini, ia juga telah berkomunikasi secara intens dengan Plt Ketua Umum PPP Mardiono dan juga Sandiaga Uno.
Arsjad menduga, komunikasi itu yang kemudian tidak ditangkap oleh publik.
"Saya sangat menghargai. Saya bicara sama pak Mardiono, untuk PPP, sekjen dan lain-lain, komunikasi jalan terus. Cuma kadang-kadang, apakah salah pers rilisnya. Apakah pas ini tidak ter-capture semuanya. Ini kan belum," bebernya.
Gibran ditawari masuk TPN Ganjar
Terkait pembentukan TPN Ganjar, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku ditawari oleh Arsjad Rasjid untuk masuk dalam TPN Ganjar.
"Kemarin di sela rakernas Pak Ketua TPN Pak Arsjad juga memanggil saya untuk ikut bergabung di dalam TPN," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (2/10/2023).
Mengenai tawaran itu, putra sulung Presiden Jokowi ini menyatakan akan berkonsultasi dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kemarin Pak Arsjad meminta saya bergabung dengan TPN. Tapi sekali lagi kan berkonsultasi dengan ketua lain. Mbak Puan, Bu Ketua Umum." ungkapnya.
Soal posisi apa di TPN yang ditawarkan, Gibran enggan mengungkapnya.
"Saya belum bisa bilang (posisinya). Saya belum bisa bilang. Intinya masuk tim TPN GP," ujarnya.
(Tribunnews.com/Daryono)